PortalMadura.Com – Belakangan ini muncul tren rokok elektrik di Indonesia. Banyak orang yang beralih menghisap vape atau rokok elektrik, karena dianggap lebih aman dan tidak mengganggu orang di sekitarnya. Padahal, uap vape yang dianggap lebih aman sebenarnya juga berbahaya.
Akademi Sains Nasional dan Kesehatan Masyarakat Inggris menyebutkan bahwa perokok harus beralih sepenuhnya dari rokok tembakau jika ingin sehat. Tapi salah satu solusi penggantinya adalah menggunakan rokok elektrik, yang efeknya bisa memicu serangan jantung hingga kanker.
Bahaya vape alias rokok elektrik dianggap lebih ringan dibanding rokok tembakau biasa. Katanya, penggunaan vape bertujuan untuk mengurangi penggunaan rokok tembakau, atau bahkan untuk membuat perokok berhenti merokok. Beberapa orang mengatakan bahwa penggunaan vape lebih aman daripada rokok tembakau.
Akibatnya, banyak orang yang beralih ke rokok elektrik karena percaya dapat menghindarinya dari risiko penyakit jantung dan kanker yang berhubungan dengan penggunaan rokok tembakau. Masalah utamanya adalah tingginya konsentrasi nikotin dalam cairan vape.
Johns Hopkins Kids Rule mengatakan, para pembuat perangkat ini gagal untuk mengatasi peningkatan risiko ketagihan, jika orang berhenti merokok. Dia pun tidak yakin bahwa vape dapat menurunkan kecanduan nikotin pada seseorang.
Banyak yang menentang dengan adanya kemunculan vape. Beberapa Kementerian Kesehatan di dunia, seperti Israel pun melarang penggunaan vape bagi siapa saja. Padahal, dalam sebuah studi baru yang diterbitkan oleh para peneliti UCSF menyebut menghirup uap vape, termasuk menghirup logam beracun seperti timah, berpotensi menggandakan risiko seseorang terkena serangan jantung.
Selain menghirup tembakau dan tar yang dibakar, vaper juga menghirup logam beracun. Seperti kadmium dan berilium, serta unsur-unsur logam seperti nikel dan kromium, yang semuanya berakumulasi secara alami di daun-daun tanaman tembakau. Bukan hanya itu, uap vape dan perangkatnya biasanya mengandung logam beracun. Seperti timbal yang berpotensi menggandakan risiko seseorang terkena kanker juga.
Karena itu, Anda harus menjauhi benda yang bisa memicu risiko penyakit tersebut. Sebab, efeknya tidak muncul sekarang, tapi bisa dalam jangka panjang.(Okezone.Com/Nurul)
**) Ikuti berita terbaru PortalMadura.com di WhatsApp, Telegram Google News klik Link Ini dan jangan lupa Follow