Ya Allah! Pengunjung Dibohongi, Kereta di Keraton Sumenep Ternyata REPLIKA

Avatar
Ya Allah! Pengunjung Dibohongi, Kereta di Keraton Sumenep Ternyata REPLIKA
Kereta Kencana Keraton Sumenep (Foto. Istimewa)

PortalMadura.Com, Sumenep – “Jadi bukan Kereta — sè My Lord — pemberian Gub General Ts Raffles pada Sultan Abdurrahman, yg asli, tapi — REPLIKA — nya,” tulis Tadjul Arifien R, salah seorang penerima Sumenep Award 2017, Kategori Tokoh Kebudayaan, dalam surat elektronik pada Redaksi PortalMadura.Com, pukul 08.21 WIB, Minggu (7/1/2018).

Kereta dimaksud adalah Kereta Kencana yang ada di Museum Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang selama ini diperkenalkan pada wisatawan lokal maupun mancanegara. Saat ini, tempatnya ada di gedung pertama Museum Keraton Sumenep (selatan jalan/ depan Kantor Disbudparpora Sumenep).

Berarti pengunjung selama ini dibohongi? “Bettuuulllll,” Tadjul Arifien R menegaskan.

Penguasa Sumenep yang ke 32, yakni Sultan Abdurrahman. Ia berkuasa pada tahun 1811–1854. Selain sebagai penguasa, konon dia dikenal sebagai sosok cendekiawan. Dia menguasai tujuh bahasa, termasuk Inggris dan Portugal.

Di Museum Keraton Sumenep terdapat Kereta Kencana. Barang itu merupakan hadiah dari Raffles, penguasa Hindia dari Inggris. Kereta tersebut diberikan karena Sultan Abdurrahman mampu menerjemahkan Bahasa Sansekerta ke Bahasa Inggris.

Penelusuran Tadjul Arifien R, pada tahun 1990 (kala itu zamannya Bupati Sumenep, Soegondo), ada salah seorang pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep (Saat ini, orangnya masih sehat walafiat) mendapatkan tawaran bantuan dana dari Pemprov Jatim untuk membuat Replika (Duplikat) Kereta Kencana sebesar Rp 20 juta dengan sistem swakelola.

Penawaran itu, seiring dengan kondisi “Kereta Kencana yang asli sudah hancur dan tinggal satu buah kerangka besi roda besar dan satu buah ‘skok‘ besi yg sudah rapuh dimakan usia. Saat itu ada di Museum sebelah barat bagian utara,” terangnya.

Dari dana tersebut, maka beberapa orang berangkat ke Jogjakarta yang tujuannya untuk mencari pengrajin yang mampu menggarap Replikasi Kereta Kencana tersebut.

“Akhirnya, datang tukang sebanyak tujuh orang dari Desa Jetis, Kecamatan Patalan, Jogjakarta. Mereka disediakan tempat istirahat di salah satu hotel Jl. Trunojoyo selama tujuh malam,” ucapnya.

Sebelum menggarap Replika Kereta Kencana, mereka bermalam (bertirakat) di Asta Tinggi (pemakaman Raja-raja Sumenep) untuk mendapat wangsit tentang bentuk Kereta Kencana yang asli.

“Setelah selesai dapat wangsit (menurut ceritera mereka) lalu kembali ke Jogjakarta dengan membawa bilah-bilah besi yang sudah rapuh sebagai contoh dan menggarap Duplikat Kereta Sè Mellor sesuai dengan hasil imaginer mereka,” katanya.

Selama proses pembuatan Replika Kereta Kencana, mereka kesulitan mencari Kayu Bong untuk membuat Panangkrèngan (batang kayu yang menjorok ke depan kereta tempat mengikat kuda) yang diujungnya ada kepala naga.

“Namun, usaha mereka tidak sia-sia dan menghasilkan Duplikat Kereta Sè Mellor yang sekarang ada di Museum Keraton Sumenep,” ujarnya.

Pria energik ini menyebutkan ada lima orang saksi yang tahu betul proses pembuatan replikasi tersebut. “Jadi, Kereta Kencana Sè Mellor yang ada di Museum Keraton Sumenep sekarang, bukan asli, tapi duplikat atau Replika,” pungkasnya.(Des/Har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.