3 Kisah Hantu Wanita Masa Lalu yang Tetap Gentayangan

Avatar of PortalMadura.com
3 Kisah Hantu Wanita Masa Lalu yang Tetap Gentayangan
ilustrasi

PortalMadura.Com – Bagi yang tidak percaya dengan dunia mistis, mungkin kisah arwah gentayangan di lokasi tempat ia meninggal hanya ada dalam adegan film. Padahal, sebetulnya kisah semacam ini bukan isapan jempol belaka.

Sebab, ada banyak hantu wanita yang dikabarkan gentayangan di masa lalu. Umumnya, mereka tewas akibat bunuh diri atau dibunuh. Benarkah?. Konon, kisah kematian mereka kian melegenda dan lekat dalam ingatan masyarakat. Ceritanya diwariskan dari masa ke masa hingga menjadi ikon hantu wanita di suatu tempat.

Berikut tiga hantu wanita dari masa lalu yang masih gentayangan:

La Planchada
La Planchada adalah cerita hantu terkenal di Meksiko. Menurut cerita yang beredar pada tahun 1930-an, ada seorang perawat bernama Eulalia yang bekerja di Rumah Sakit Juarez di Mexico City. Sosok Eulalia dikenal dengan wanita yang rapi dalam berpakaian.

Oleh sebab itu, ia dijuluki sebagai La Planchada yang berarti wanita yang rapi.
Eulalia diketahui menyukai seorang dokter tampan yang baru saja bergabung dengan staf rumah sakit tersebut. Tidak lama kenal, keduanya melangsungkan pertunangan.

Karena jadwal kerja yang begitu padat, dokter tersebut kerap meninggalkan Eulalia untuk menghadiri seminar dan pertemuan. Hingga akhirnya, tunangannya tak kunjung kembali. Setelah mencari tahu keberadaan sang dokter, Eulalia mendapati tunangannya telah menikah dengan wanita lain.

Kesedihan Eulalia berdampak depresi dan mengakibatkan salah satu pasien meninggal karena kelalaian dirinya. Tidak lama setelah depresi berat, Eulalia malah meninggal dunia. Banyak saksi mata yang melintasi lorong rumah sakit mengaku melihat sosok hantu. Mereka yakin bahwa hantu itu adalah Eulalia karena terlihat dari bajunya yang rapi.

Anne Boleyn
Anne Boleyn adalah salah satu hantu paling terkenal di Inggris. Ia dikenal sebagai istri kedua dari Henry VII. Dalam pernikahannya, Anne melahirkan seorang anak perempuan. Melihat kondisi itu, Henry tidak terima jika anak yang dilahirkan Anne adalah perempuan dan bukan laki-laki.

Henry tidak bisa terima, sebab ia menganggap anak perempuan tidak pantas untuk menjadi ahli waris. Karena kecewa, ia menikahi seorang wanita lain bernama Jane Seymour. Agar terlepas dari kehadiran Anne, laki-laki itu nekat membunuh istrinya sendiri dengan cara dipenggal.

Supaya kesalahannya tidak tercium oleh warga, Henry berdalih kalau istrinya adalah seorang pengkhianat negara hingga pantas dihukum mati. Kepala Anne dipenggal oleh algojo di menara kota London. Setelah dieksekusi mati, sosok wanita menyerupai Anne kerap terlihat di kawasan menara. Penampakan Anne pun dinilai menyeramkan karena ia berjalan sambil memegang kepalanya yang dipenggal.

Heaster Shue
Pada tahun 1897, Heaster Shue meninggal dunia secara tiba-tiba. Kematiannya memang menimbulkan kecurigaan sejak awal. Namun, sang suami Erasmus Edward Stribbling Trout Shue tidak begitu kehilangan dengan kepergian istrinya. Dengan tenang, ia melilitkan syal ke leher istrinya sebelum dimasukkan ke dalam peti.

Tidak lama setelah dimakamkan, hantu Heaster Shue mulai bergentayangan. Heaster Shue sempat menemui ibunya yang bernama Mary Jane. Ia menceritakan segala keluh kesahnya kepada sang ibu bahwa ia pernah mengalami masa sulit bersama suaminya. Heaster Shue mengaku mendapat siksaan dan kekerasan dari Erasmus hingga ia tewas.

Untuk itu, ia meminta ibunda melakukan otopsi pada jasadnya. Alhasil, tim dokter menemukan bagian tenggorokan Heaster Shue hancur akibat pukulan yang keras dari suami. (liputan6.com/Salimah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.