PortalMadura.Com – Semua manusia perlu bersyukur atas semua nikmat yang selama ini diperoleh. Dalam bentuk apapun tetap harus di syukuri. Bersyukur bisa dilakukan dengan bermacam cara. Seperti selalu bersedekah, menolong orang yang kesusahan dan lain sebagainya.
Selain itu, seseorang juga harus tahu beberapa rukun syukur. Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com dari laman okezone.com yang dikutip dari laman Rumasyo, berikut penjelasannya:
1. Mengakui nikmat itu berasal dari Allah.
2. Memuji Allah atas nikmat tersebut.
3. Meminta tolong untuk menggapai rida Allah dengan memanfaatkan nikmat dalam ketaatan.
Manusia diperintahkan oleh Allah untuk selalu bersyukur sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut.
Allah berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12)
Dalam Mawsu'ah Nadhrah An-Na'im (6:2393) disebutkan pengertian syukur secara bahasa (lughatan). Syukur itu terdiri dari huruf syin kaaf raa' yang menunjukkan pujian pada seseorang atas kebaikan yang ia perbuat.
Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata: “Bersyukur kepada Allah adalah memuji-Nya sebagai balasan atas nikmat yang diberikan dengan cara melakukan ketaatan kepada-Nya” (Fath Al-Qadir, 4:312).
Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan:
“Syukur haruslah dijalani dengan hati, lisan, dan anggota badan. Adapun al-hamdu hanyalah di lisan.” (Majmu'ah Al-Fatawa, 11:135)
Hakikat syukur menurut Ibnul Qayyim dalam Thariq Al-Hijratain (hlm. 508) adalah: “Memuji atas nikmat dan mencintai nikmat tersebut, serta memanfaatkan nikmat untuk ketaatan.”
Disebutkan, Al-Munawi rahimahullah berkata, “Syukur itu ada dua tahapan. Pertama adalah bersyukur dengan lisan yaitu memuji pada yang memberikan nikmat. Sedangkan terakhir adalah bersyukur dengan semua anggota badan, yaitu membalas nikmat dengan yang pantas. Orang yang banyak bersyukur (asy-syakuur) adalah yang mencurahkan usahanya dalam menunaikan rasa syukur dengan hati, lisan, dan anggota badan dalam bentuk meyakini dan mengakui.” (Mawsu'ah Nadhrah An-Na'im, 6:2393)
Dalam Madarij As-Salikin (1:337), Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Seluruh maksiat termasuk dalam kufur ashghar. Maksiat ini bertolak belakang dengan sikap syukur. Karena bentuk syukur adalah dengan beramal ketaatan.”