5 Catatan Penting Kelola Keuangan di Masa Krisis

Avatar of PortalMadura.com
5-Catatan-Penting-Kelola-Keuangan-di-Masa-Krisis
Ilustrasi (koinwork.com)

PortalMadura.Com – Kondisi Covid-19 di Indonesia masih belum stabil. Walaupun sempat mengalami penurunan, tapi beberapa pekan sebelumnya kembali mengalami kenaikan kembali. Akibatnya, hal ini berpengaruh pada perekonomian banyak orang.

Akibat dari ketidakpastian itu, maka menjadi suatu hal yang harus dilakukan setiap orang agar tetap bisa bertahan di tengah krisis ekonomi. Lantas, langkah apa yang tepat dilakukan dalam kondisi ini?.

Dilansir PortalMadura.Com, Senin (31/1/2022) yang dikutip dari laman lifepal.co.id, berikut 5 tips untuk mengatur keuangan di masa krisis untuk menjaga kondisi keuangan Anda agar tetap sehat:

Atur Pengeluaran Tidak Tetap dengan Metode Rata-rata

Dalam pengaturan arus kas (pemasukan dan pengeluaran) bulanan, pengeluaran dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengeluaran tetap dan tidak tetap (pengeluaran variabel). Pengeluaran tetap bisa berupa biaya bahan bakar kendaraan setiap hari atau ongkos transportasi, biaya belanja bahan makanan, biaya listrik, dan lainnya.

Pengeluaran tetap tentu lebih mudah dicatat dan ditetapkan besarannya ketimbang yang tidak tetap. Sementara itu, pengeluaran variabel tidak. Khusus untuk mengatur pengeluaran variabel, lakukan perhitungan rata-rata terhadap pengeluaran variabel Anda dalam tiga bulan atau lebih.

Misalnya, Pak Danny memiliki tagihan listrik Rp950-975 ribu per bulan sejak Januari hingga April 2020. Namun di bulan Mei hingga Agustus 2020, tagihan listriknya bengkak jadi Rp1 hingga Rp1,2 juta karena konsumsi listriknya juga meningkat. Dengan mengumpulkan data tagihan listrik dari Januari hingga Agustus, Pak Danny bisa menghitung rata-rata pengeluaran dalam 8 bulan.

Seperti yang tertera di perhitungan di atas, maka rata-rata pengeluaran Pak Danny untuk listrik adalah Rp1.066.875. Maka Pak Danny dianjurkan mengalokasikan uang maksimal Rp1,06 juta tidak lebih, untuk kebutuhan listrik.

Prioritaskan Antara Keperluan dan Kewajiban

Prioritaskan pengeluaran Anda untuk kebutuhan yang sifatnya wajib dipenuhi atau dibayar terlebih dulu. Apa saja kebutuhan itu?. Yang pertama tentu saja, kebutuhan untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok seperti makan dan minum, hingga menabung biaya pendidikan anak. Selain itu, ada pula pengeluaran wajib lainnya yaitu membayar pajak dan cicilan utang bila ada.

Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat keinginan atau yang berkaitan dengan hobi maupun gaya hidup tentu bisa dikurangi sedikit, terutama bila kondisi keuangan Anda masih belum sehat.

Setop Tambah Utang dan Prioritaskan untuk Melunasi Utang Konsumtif yang Berbunga

Bila Anda memiliki utang jangka pendek yang bersifat konsumtif dan berbunga besar, baik yang ada di kartu kredit, cicilan tanpa kartu kredit, atau pinjaman online, maka lunasi saja selagi Anda masih memiliki cadangan kas yang cukup.

Membiarkan utang tersebut tetap ada, justru bisa mengganggu arus kas Anda di bulan-bulan selanjutnya. Di masa pandemik ini, ada baiknya pula untuk tidak lagi menambah utang demi keperluan konsumtif. Terutama untuk pergi berlibur, beli gadget, atau menggelar pesta pernikahan.

Jika harus berutang, pastikan saja utang yang Anda ajukan adalah utang produktif. Dengan catatan, total utang Anda tidak melebihi nilai aset dan cicilan dari seluruh utang Anda per bulannya masih di bawah 35 persen dari penghasilan.

Manfaatkan Asuransi untuk Perlindungan Atas Risiko

Manfaatkan asuransi untuk kebutuhan proteksi atau perlindungan atas risiko saja, dan belilah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa dengan manfaat murni untuk perlindungan kesehatan maupun jiwa.

Tidak sedikit asuransi yang ditawarkan bersamaan dengan paket investasi. Satu hal yang harus Anda ketahui adalah, iuran premi untuk asuransi dengan fitur ini, akan dibagi menjadi dua, yaitu untuk kebutuhan proteksi dan asuransi.

Asuransi dengan fitur sejatinya berguna untuk membuat nasabah tidak lagi bingung dalam hal investasi. Namun dengan iuran bulanan yang dibagi dua antara proteksi dan investasi, besar kemungkinan proteksi maupun investasi jadi kurang maksimal.

Di samping itu risiko investasi juga sepenuhnya ditanggung nasabah. Usahakan sebisa mungkin untuk mengalokasikan dana maksimal 10 persen dari pemasukan bulanan dan tidak lebih, untuk kebutuhan proteksi.

Sisihkan Uang untuk Berinvestasi

Setiap bulannya, Anda tetap harus memprioritaskan pengeluaran untuk berinvestasi guna memenuhi tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Mengingat pengeluaran untuk hal-hal yang bersifat keinginan sedang dikurangi, maka ini adalah saat yang tepat untuk meningkatkan investasi Anda.

Tuliskan secara detail hal-hal yang menjadi tujuan Anda di jangka pendek maupun jangka panjang. Tuliskan pula berapa uang yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan itu di masa depan dengan menggunakan estimasi inflasi tahunan. Lalu pilihlah berbagai instrumen investasi yang cocok dengan profil risiko Anda.

Bila Anda memiliki profil risiko konservatif atau sedang mencari investasi dengan imbal hasil tetap, pilihlah surat berharga negara yaitu ORI018 yang masih ditawarkan hingga 29 Oktober 2020, sebagai alternatif deposito.

Tujuan Pemerintah RI menerbitkan ORI018 adalah untuk mengajak publik terlibat dalam program pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional, pasca pandemik COVID-19.

ORI018 memiliki kupon imbal hasil tetap sebesar 5,70 persen per tahun. Meski jatuh tempo dari surat berharga ini adalah tiga tahun, namun Anda bisa menjualnya di pasar sekunder jika Anda membutuhkan dana untuk kebutuhan mendesak. Mengingat ini adalah surat utang negara, maka keamanannya pun sudah dijamin.

Dengan menjualnya di pasar sekunder, Anda berpotensi mendapat potensi keuntungan capital gain. Di samping itu, pajak final dari ORI018 juga hanya sebesar 15 persen atau lebih kecil dari deposito.

Itulah 5 tips mengatur keuangan di masa krisis yang bisa Anda lakukan dan terapkan.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.