PortalMadura.Com – Saat anak disuruh melakukan suatu hal lalu tidak mau nurut, biasanya Anda ngapain pada anak?. Beberapa orang mungkin membiarkannya begitu saja, sedangkan sebagian lainnya mengomel sambil berteriak.
Tunggu dulu, ketika Anda memarahi anak, Anda jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang meremehkan, membohongi, atau bahkan mencela anak. Sebab, perkataan yang dilontarkan itu termasuk bagian dari kekerasan verbal yang bisa menyakiti hati anak.
Walaupun Anda mengomel dengan cara tidak memukulnya, tapi hal ini bisa berdampak pada kondisi psikologisnya. Dengan kata lain, kekerasan itu bentuknya tidak hanya fisik saja, namun juga verbal.
Mungkin Anda berpikir jika sikap ini wajar terjadi dan biasa dilakukan oleh sebagian orang tua. Tidak sedikit dari mereka yang menganggap bahwa cara ini sebagai bentuk kasih sayang dan upaya mendisiplinkan anak.
Padahal, kekerasan verbal ini bisa menimbulkan efek negatif, seperti berkaitan dengan kecerdasan anak. Sebagaimana yang dikatakan oleh penulis buku Daughter Detox: Recovering from an Unloving Mother and Reclaiming Your Life, Peg Streep, seorang anak di bawah asuhan orang tua yang kasar mungkin terus-menerus dibanjiri perasaan yang bisa membatasi pertumbuhan kecerdasan emosionalnya. Serta berkurang keterampilannya untuk mengidentifikasi emosi.
“Setelah agresi verbal berlanjut, sulit bagi seorang anak untuk memilah apakah dia merasa takut, malu, terluka, atau marah,” kata Streep, dilansir Haibunda.com, yang dikutip dari Psychology Today.
Pada akhirnya, kata-kata kasar yang kerap diucapkan orang tua pada anak nantinya bisa mengubah kepribadian, harga diri, dan perilaku mereka. Anak pun nantinya bisa menganggap bahwa setiap kesalahan, kemunduran, atau kegagalan sudah mendarah daging pada dirinya.
“Anak bisa menganggap, saya gagal karena saya terlalu bodoh dan tidak berguna untuk melakukan hal lain,” jelas Streep.
Selain itu, ada dampak jangka panjang lain akibat anak sering mengalami kekerasan verbal. Berikut daftarnya seperti dilansir Haibunda.com dari Mom Junction:
Masalah Kesehatan
Masalah pertama yang bisa ditimbulkan anak yang kerap menerima kekerasan verbal yaitu bisa mengalami depresi. Depresi mengarah pada perbuatan yang cenderung negatif, misal timbulnya kebiasaan makan terlalu banyak atau berhenti makan sama sekali.
Jangka panjangnya tentu akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tulang, otot, dan organ vitalnya yang juga terganggu. Lambat laun, kondisi fisik anak akan semakin lemah seiring berjalannya waktu. Anda tentu tidak mau kan jika anak mengalami hal demikian?.
Kepercayaan Diri Rendah
Ketika keseharian anak selalu diberi omelan-omelan yang sama sekali tidak bermanfaat bagi si kecil, maka itu akan berpengaruh pada tingkat rasa percaya dirinya.
Padahal, kepercayaan diri sangat penting terutama untuk menggapai kehidupan yang sukses dan kehidupan pribadi di masa dewasa. Bahkan, anak yang sering mengalami kekerasan verbal cenderung membuatnya krisis kepercayaan diri yang menyebabkan frustasi.
Tidak Memiliki Motivasi Hidup
Korban yang mengalami pelecehan verbal terus-menerus mungkin gagal mengembangkan pandangan positif. Sebaliknya, ia menunjukkan kepercayaan diri buruk yang dapat menyebabkan masalah pada tahap kehidupan selanjutnya.
Anak kemungkinan hanya akan berpikir bahwa dirinya tidak berguna dalam melakukan hal lain dan menganggap dirinya bodoh daripada yang lainnya. Apabila sudah seperti itu maka ia tidak akan memiliki motivasi hidup.
Memakai Obat-obatan Terlarang
Saat anak sudah merasa tidak ada tempat nyaman dan tenang dalam dirinya karena sering diberi kekerasan verbal, bukan tidak mungkin ia akan mencari cara lain demi mendapatkan ketenangan, misalnya dengan jalan obat terlarang.
Karena, tidak sedikit dari mereka yang depresi akan mencari zat adiktif untuk melarikan diri dari kenyataan. Obat-obatan terlarang kadang mereka pandang sebagai hal yang bisa membuat anak yang sering mendapat kekerasan verbal tenang.
Padahal, kenyataannya bukan malah rasa tenang yang didapatkan melainkan membuat hidup mereka semakin jauh dari kata benar.
Menjadi Manusia Anti-sosial
Efek samping terburuk dari kekerasan verbal adalah anak-anak bisa tumbuh menjadi seseorang yang tidak peduli pada lingkungan sekitar. Mereka juga sulit bergaul dan menutup diri dari orang lain. Bahkan, anak bisa melakukan tindakan kriminal di kemudian hari jika tidak segera ditangani dengan baik.
Baca Juga : Sering Lakukan Kekerasan Verbal pada Si Kecil? Ini 3 Efek Buruknya
Dari penjelasan di atas, tentunya Anda sudah bisa memahami bahwa kekerasan verbal tidaklah baik bagi tumbuh kembang anak. Sesekali mungkin tidak jadi masalah untuk membuat anak sadar, namun Anda harus tahu batasannya agar tidak sampai mengeluarkan kata-kata kasar yang bisa menyakiti anak. Ingat, kekerasan tidak hanya berbentuk fisik namun juga verbal (secara lisan).