PortalMadura.Com – Tafakur merupakan perenungan diri seseorang dan memikirkan perbuatannya yang lalai dan tidak patuh kepada Allah. Sehingga mereka ada rasa malu, rasa bersalah dan penyesalan. Kemudian timbul rasa ingin memperbaiki diri.
Untuk itu, menurut jumhur ulama atau mayoritas ulama mengatakan, bahwa tafakur bisa dilakukan dengan lima cara. Dilansir dari Republika.co.id, Rabu (11/3/2020), dalam kitab syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja yang ditulis oleh Syekh Allamah Muhammab bin Umar an-Nawawi al-Banteni menjelaskan lima macam tafakur. Apa saja?.
Berikut ini uraiannya:
1. Tafakur tentang kekuasaan-kekuasaan Allah. Tafakur ini bisa menetapkan penghadapan diri kepada Allah dan meyakini-Nya.
2. Tafakur tentang kenikmatan-kenikmatan Allah. Tafakur ini bisa menghasilkan rasa cinta kepada-Nya.
3. Tafakur tentang janji Allah. Tafakur ini bisa menghasilkan rasa senang beribadah kepada-Nya.
4. Tafakur tentang ancaman Allah. Tafakur ini bisa menghasilkan rasa takut kepada-Nya.
5. Tafakur tentang kecerobohan diri dari melakukan ketaatan kepada Allah. Tafakur ini menghasilkan rasa malu kepada Allah.
Selain itu, Syekh Ahmad bin Athoillah berkata, termasuk tanda-tanda kematian hati ketika seseorang tidak memiliki rasa susah atau sedih karena ketaatan yang dilewatkan dan ditinggalkan olehnya. Bahkan, orang tersebut juga tidak memiliki rasa kecewa atas kesalahan dosa yang telah dilakukannya.
Baca Juga: Ini 4 Cara Rasulullah Manfaatkan Waktu Muda yang Perlu Diikuti
Tokoh tarekat Syadziliyah yang terkenal tersebut juga berkata, rasa sedih karena tidak melakukan ketaatan pada waktu sekarang. Disertai tidak adanya keinginan melakukan ketaatan tersebut di waktu mendatang adalah termasuk salah satu tanda-tanda tertipu atau terpedaya.
Maka dari itu, jika dicermati perkataan Syekh Ahmad bin Athoillah di atas, sangat penting bagi seorang Muslim untuk selalu melakukan tafakur. Wallahu A’lam.