PortalMadura.Com – Salat lima waktu merupakan ibadah yang tidak boleh ditinggalkan oleh umat Islam di seluruh dunia, di manapun Anda berada. Jika azan sudah dikumandangkan, maka mulai saat itulah seseorang diwajibkan untuk melaksanakan salat.
Tidak terkecuali saat Anda sedang berada di pesawat, jangan lupa untuk menunaikannya. Bagi Anda yang sudah paham, pasti sudah tahu tata cara salat di dalam pesawat. Namun, bagaimana jika tidak?.
Anda tidak perlu khawatir, caranya sangat mudah dan tidak mengurangi pahala. Bagi Anda yang ingin mengetahuinya, berikut beberapa tata cara salat di dalam pesawat yang dapat diterapkan saat terbang.
Yuk simak penjelasannya biar tidak salah paham:
Ambil Air Wudu di Toilet
Sudah menjadi syarat sahnya salat, sebelum salat Anda wajib ambil air wudu terlebih dahulu. Biasanya kalau di dalam kabin, air wudu bisa diambil di toilet. Kalupun kondisinya darurat tidak ada air, Anda bisa tayamum yang sama-sama dianggap menyucikan.
Bisa Salat dengan Duduk di Kursi
Umumnya salat dilakukan dengan cara berdiri, namun jika dalam keadaan darurat yang tidak memungkinkan untuk memenuhinya maka bisa dilaksanakan dengan duduk.
Menurut Ustaz Fauzan Amin, beberapa maskapai di luar negeri sudah dilengkapi musala kecil untuk penumpang yang ingin salat. Tapi umumnya di Indonesia, untuk saat ini belum ada yang menyediakan musala di dalam kabin.
“Ketika ada musala di dalam pesawat, maka cara salatnya harus tetap diusahakan berdiri. Tapi jika tidak memungkinkan, maka duduklah,” ucap Ustadz Fauzan Amin, seperti dilansir PortalMadura.Com, Selasa (5/11/2019) dari laman Okezone.com.
Dari Imron bin Hushoin, sahabat yang punya penyakit bawasir, menanyakan pada Rasulullah mengenai cara salatnya. Kemudian beliau bersabda,
صَلِّ قَائِمًا ، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا ، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
“Salatlah sambil berdiri, jika tidak mampu, silakan sambil duduk. Jika tidak mampu, maka sambil berbaring miring” (HR Bukhari).
Menghadap Arah Kiblat
Kiblat merupakan arah bagi setiap umat Muslim dalam melaksanakan salat. Jika memungkinkan saat takbiratul ihram, usahakan menghadap arah kiblat.
Caranya, gunakan alat navigasi di depan kursi Anda untuk mencari arah. Jika tidak paham, tanyalah ke pramugari. Meskipun pesawatnya sedang belok di tengah salat, tetap maka ikuti saja.
Maksudnya, dalam perjalanannya pesawat akan berbelok arah, nah saat itu Anda tetap harus mengikutinya dan jangan berhenti dalam melaksanakan ibadah salat. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma bercerita,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُصَلِّى عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ ، فَإِذَا أَرَادَ الْفَرِيضَةَ نَزَلَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ
“Rasulullah pernah melaksanakan salat sunah di atas kendaraannya sesuai dengan arah kendaraannya. Namun jika ingin melaksanakan salat fardu, beliau turun dari kendaraan dan menghadap kiblat” (HR. Bukhari).
Usahakan Cari Penerbangan yang Tidak Mengganggu Salat
Jika Anda melakukan perjalanan jarak dekat seperti Jakarta-Bandung, usahakan mencari jadwal penerbangan yang tidak mengganggu waktu salat.
Misalnya, bisa di pagi atau malam hari, yang mana di waktu tersebut tidak ada jadwal salat wajib yang tidak boleh ditinggalkan. Dengan kata lain, jam-jam itu menjadi waktu terbaik yang tidak mengganggu salat.
Bisa Jamak atau Qasar
Dalam ajaran agama Islam, aturannya tidak terlalu memberatkan umatnya untuk menjalani ibadah. Jika perjalanan Anda dengan jarak jauh lebih dari 90 km, gunakan keringanan dari Allah saat salat.
Baca Juga : Cara Sempurnakan Salat Seperti yang Diajarkan Rasulullah
Maksudnya, saat perjalanan Anda melebihi batas yang telah ditentukan tersebut maka Anda masuk dalam golongan musafir yang bisa qasar atau menjamak salat lima waktu. Cara ini justru lebih mempermudah Anda dan tidak mengurangi pahala. Wallahu A’lam.