7 Aliran Dalam Islam yang Masih Ada Hingga Kini

Avatar of PortalMadura.com
7 Aliran Dalam Islam yang Masih Ada Hingga Kini
Ilustrasi (pixabay)

PortalMadura.Com – Saat ini berita tentang adanya di Indonesia kembali ramai diperbincangkan. Salah satunya terjadi di Banten. Aliran sesat yang bernama Hakekok ini mensyaratkan mandi bersama antara laki-laki dan perempuan dalam kondisi tanpa busana.

Tentu saja hal ini membuat heboh masyarakat sekitar. Sehingga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, A.M Romly pun menyebutkan, aliran ini merupakan aliran sesat. Sebenarnya dalam Islam, aliran-aliran yang serupa sudah ada sejak dulu bahkan hingga sekarang. Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com dari laman okezone.com, berikut beberapa yang ada sejak dulu hingga sekarang.

Ahlus Sunnah wal Jama'ah
Sunni atau Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Aswaja) adalah seseorang yang mengikuti Nabi serta para Sahabatnya. “Jadi Aswaja itu, Ahlus Sunnah wal Jamaah, seseorang yang mengikuti nabi dan mengikuti sahabat nabi, bukan hanya Nabinya saja. Sahabat-sahabatnya juga kita harus mengikuti ajaran-ajarannya.

Sumber hukum dari aliran ini adalah Alquran, Al Hadis. Selain itu juga mengakui Ijma dan Qiyas sebagai sumber hukum.

Syiah
Syiah merupakan aliran yang mengikuti Khalifah Ali bin Abi Thalib, yang menyatakan kepemimpinannya baik. Ada banyak pendapat akan awal munculnya aliran ini salah satunya pendapat ulama Syiah yang mengatakan, muncul sejak zaman nabi Muhammad SAW. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Muhammad Abu Zahrah ialah, Syiah muncul pada akhir pemerintahan Ustman bin Affan.

Mereka berpendapat bahwa sahabat – sahabat Nabi kecuali Sayidina Ali tidak benar. Syiah sendiri terbagi menjadi banyak kelompok.

Aliran Syiah mempunyai pendapat bahwa Alquran yang sekarang mengalami perubahan dan pengurangan. Sedangkan yang asli berada di tangan Al Imam Al Mastur (Syiah Imamiyah). Aliran Syiah juga tidak mengamalkan Hadis kecuali dari jalur keluarga Nabi Muhammad (Ahlul Bait). Selain itu Syiah juga memperbolehkan nikah Mut'ah, yang dikenal dengan istilah kawin kontrak, yang mana, pernikahan suami – istri akan waktu yang telah disepakati pada akad.

Khawarij
Asal kata Khawarij adalah Kharijiy yang berarti keluar. Pada sejarahnya aliran khawarij, seperti yang ditulis di atas, merupakan aliran yang tidak setuju dengan adanya perdamaian antara Sayidina Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah saat perang siffin.

Mereka menganggap Ali serta orang – orang yang menyetuji perjanjian tersebut mendapatkan dosa besar, maka orang tersebut dapat dikatakan orang yang kafir. Mereka juga menganggap orang-orang yang seperti itu halal darahnya.

Orang-orang khawarij berpendapat bahwa pelaku dosa besar adalah kafir. Mereka juga menyebut, orang yang tidak sepaham dengan mereka maka anak, istri mereka boleh ditawan, dijadikan budak atau dibunuh, menurut khawarij Al Azariqoh, sedangkan tidak untuk khawarij Al Ibadiyah, mereka bukan mukmin dan bukan kafir, maka membunuh mereka adalah haram. Tidak hanya itu, mereka berpendapat bahwa surat Yusuf bukan termasuk dalam Alquran, karena mengandung cerita cinta.

Mutazilah
Menurut buku yang ditulis Harun Nasution, Mutazilah adalah golongan yang membawa persoalan teologi yang lebih mandalam dan bersifat filosofi. Artinya dalam membahas persoalan persoalan agama, kaum Mutazilah lebih banyak menggunakan akal yang lebih bersifat rasional. Mereka juga mendapat julukan sebagai “kaum rasionalis islam”

Awalnya, Wasil bin Atha dan seorang temannya Amr bin Ubaid diusir oleh Hasan al Basri (guru Wasil dan Amr bin Ubaid) karena terdapat adanya perselisihan di dalam Majlisnya tentang persoalan orang yang berdosa besar. Akhirnya Hasan Al Basri mengatakan “Wasil menjauhkan dari kita, (I'tazala'anna). Dengan demikian dia serta teman-temannya, kata Al Syaharastani, disebut kaum Mu'tazilah.

Aliran dalam islam ini berpendapat bahwa, orang islam yang berdosa besar bukan kafir juga bukan mukmin, akan tetapi berada di antara keduanya. Mereka hanya mengakui Isra Rasulullah ke Baitul Maqdis tetapi tidak mengakui Mi'raj nya ke langit. Selain itu mereka tidak percaya akan Azab kubur, malaikat pencatat amal, Arsy dan kursi Allah. Selain tidak percaya ada azab kubur, mereka juga tidak percaya dengan adanya Mizan (timbangan amal), Hisab (perhitungan amal), dan syafaat nabi di Hari Kiamat.

Murjiah
Masih dalam buku Aliran dalam Islam, Murjiah berasal dari Kata Irja yang artinya menangguhkan. Murjiah muncul pada abad pertama hijriah, yang muncul karena perbedaan dua pendapat, yaitu syiah dan khawarij. Kaum syiah mengkafirkan para sahabat, yang menurut mereka menghina ke Khalifahan dari Ali. Sedangakan kaum Khawarij, mereka mengkafirkan kelompok Ali dan Muawiyah. Maka pada saat itulah muncul golongan umat Islam, yang menjauhkan dari hal kafir mengkafirkan kedua keompok tersebut.

Pendapat Aliran dalam Islam ini terbagi menjadi dua, golongan Moderat, dan golongan Ekstrim. Golongan moderat berpendapat bahwa, orang berdosa bukan kafir dan tidak kekal dalam Neraka.

Sedangkan golongan Ekstrim berpendapat bahwa Orang Islam yang percaya pada Allah kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidak menjadi kafir karena iman itu letaknya di dalam hati, bahkan meskipun melakukan ritual agama-agama lain.

Qadariyah
Qadariyah berasal dari kata qadr yang artinya mampu atau berkuasa. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya.

Selain itu, mereka berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan–perbuatannya. Maka, nama Qodariyah berangkat dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, bukan berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT.

Jabariyah
Berbeda dengan Qadariyah, aliran Jabariyah justru berbanding terbalik dengan Qadariyah. Jabariyah berasal dari kata jabr yang artinya paksaan. Aliran ini ditonjolkan pertama kali Jahm bin Safwan (131 H), sekretaris Harits bin Suraih yang memberontak pada Bani Umayyah di Khurasan. Memang dalam aliran ini terdapat faham bahwa manusia mengerjakan mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Aliran ini berpendapat bahwa, manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Perbuatan–perbuatan manusia telah di tentukan dari semula oleh Qada dan Qadar Tuhan.

Tidak semua aliran dalam Islam di atas masih ada hingga kini. Karena pada zaman dahulu aliran tersebut muncul sebagai senjata untuk merebut kekuasaan. Seperti khawarij, mereka muncul karena tidak setuju dengan kebijakan yang diambil oleh Sayidina Ali untuk berdamai dengan Muawiyah. Sehingga pada akhirnya pengikut Ali bin Abi Thalib mempunyai dua musuh, yaitu Khawarij dan juga Muawiyah.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.