Rekam Jejak Bung Karno Sekolah di Mojokerto

Avatar of PortalMadura.com
Rekam Jejak Bung Karno Sekolah di Mojokerto
Patung perunggu Soekarno Kecil di halaman SDN Purwotengah dibangun atas inisiatif Ibu Walikota Mojokerto Ika Puspitasari. (Hartono @portalmadura.com)

PortalMadura.Com, Sumenep – Proklamator sekaligus Presiden RI pertama Ir. Soekarno terungkap bahwa pernah menempuh pendidikan dasar di bumi Majapahit atau kota , Jawa Timur.

Ir. Soekarno yang akrab disapa diperkirakan pernah tinggal di Mojokerto sejak tahun 1907-1917 masehi atau hingga selesai menempuh pendidikan dasar di 2 lembaga sekolah.

Dua lembaga sekolah itu, yakni volkschool (sekolah desa) atau di sekolah Ongko Loro (2), lazimnya disebut sekolah rakyat (SR) yang menjadi sekolah untuk putra-putri warga pribumi.

Sekolah itu, kini menjadi SDN Purwotengah, Jl. Taman Siswa, Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. Soekarno yang memiliki nama kecil Koesno, masuk SR dari tahun 1907 sampai 1912.

Kemudian dilanjutkan ke HIS (Hollandsche Indlandsche School) Mojokerto ELS (Europesche Lagere School) yang sekarang menjadi SMP Negeri 2 Kota Mojokerto, Jl. Jendral A. Yani, Purwotengah, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.

Baca Juga : Rakerwil AMSI Jatim 2022, Humas Polda Jatim: Sinergi Harus Terus Dijalankan

Baca Juga : Dewan Pers akan Rumuskan Pemeringkatan Media Siber

Baca Juga : Bangun Ekosistem Digital, AMSI Jatim Gelar Rakerwil di Mojokerto

Baca Juga : Seminar Jatim Digital Day, Menteri Teten Masduki Apresiasi AMSI

Baca Juga : Rakerwil AMSI Jatim 2022 dan Jatim Digital Day

Baca Juga : Rakerwil AMSI Jatim 2022 dalam Spirit of Majapahit

Di lembaga itu, Bung Karno masuk sekolah dari tahun 1912 sampai tahun 1916. ELS merupakan lembaga pendidikan para bangsawan atau putra-putri non pribumi.

“Tidak sampai lulus. Alasan kepindahannya [ke ELS, red], kalau tetap sekolah di Ongko Loro, Soekarno tidak bisa melanjutkan,” terang Kepala Sekolah SDN Purwotengah Endang Pujiastuti, Minggu (19/6/2022).

Hal tersebut disampaikan Endang Pujiastuti pada rombongan anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur pada saat city tour di momentum Rakerwil dalam Spirit of Majapahit bertajuk ‘Jatim Digital Day Menuju Ekosistem Digital untuk Kebangkitan Ekonomi Kreatif dan UMKM Jawa Timur'.

Endang Pujiastuti menunjukkan salah satu bukti autentik yang ditemukan selama dirinya melakukan investigasi hingga dibukukan, yakni berupa dokumen SK mengajar yang diterima ayahannya, Raden Soekeni.

Beslit Raden Soekeni itu diterbitkan Kementerian Pendidikan Kolonial Belanda pada tanggal 22 Januri 1909, untuk bertugas mengajar di Mojokerto. “Tapi Pak Karno itu sudah di sini [Mojokerto, red] sejak 1907,” kata Endang Pujiastuti.

Rekam Jejak Bung Karno Sekolah di Mojokerto
Papan tulis masa Soekarno (Hartono @portalmadura.com)

Selain itu, ia menunjukkan papan tulis di salah satu dinding ruang kelas SDN Purwotengah yang ditemukan dalam tumpukan tanah, lengkap dengan injakan kaki. “Saat ditemukan, papan tulis itu ada 4 lapis, sehingga kondisinya tetap utuh,” ujarnya.

Ruang kelas itu, kini sengaja dikosongkan dari aktivitas belajar mengajar bagi siswa, sebagai upaya menyelamatkan bahwa Soekarno Kecil pernah sekolah di SDN Purwotengah.

Dalam ruang kelas dengan struktur bangunan yang tampak tua, juga dipasang foto-foto Soekarno masa kecil hingga menjadi Presiden RI serta foto copy SK mengajar yang diterima ayahnya.

Bahkan, bangku dan tempat duduk siswa berbahan kayu kuno itu masih tampak terjaga dan tertata rapi di blok bangunan yang dipertahankan keasliannya itu.

Di bagian belakang gedung tersebut, terdapat bangunan tua yang di dalamnya terdapat benda-benda tua yang memiliki khas kehidupan masa silam.

Terasa Hidup Masa Lalu

Di ruang itu pula, rombongan anggota AMSI Jatim disambut dengan tabuhan klenengan yang dimainkan oleh siswa-siswi SDN Purwotengah.

Sebagian siswa lainnya, di antaranya main bola bekel. Permainan ini masih sangat populer di era 80-an.

Rekam Jejak Bung Karno Sekolah di Mojokerto
Dua siswa main bola bekel (Hartono @portalmadura.com)

Ada siswa main congklak atau gunungan [Dako, Madura]. Dua siswa ini, mendapat giliran yang sama untuk mengambil biji dan membagikannya ke seluruh lubang.

Siapa yang rumahnya paling memiliki banyak biji, adalah sebagai pemenangnya.

Rekam Jejak Bung Karno Sekolah di Mojokerto
Dua siswa main congklak atau gunungan (Hartono @portalmadura.com)

Selain itu, ada siswa yang bermain cublak cublak suweng. Satu di antara mereka menghadap ke bawah yang bertugas menebak kerikil yang dipindahkan atau dioper secara bergantian dari tangan pemain lainnya.

Rekam Jejak Bung Karno Sekolah di Mojokerto

Pakaian yang dikenakan mereka, mirip ciri khas Soekarno dengan atasan putih, dasi hitam, blangkon dan bawahan samper.

Di ruang tersebut terasa seperti masa silam sebelum kehadiran gadget yang kini mengubah cara bermain anak-anak.

Rekam Jejak Bung Karno Sekolah di Mojokerto
Siswa mengenakan pakaian mirip dengan ciri khas Soekarno dengan atasan putih, dasi hitam, blangkon dan bawahan samper. (Hartono @portalmadura.com)

SDN Purwotengah adalah regrouping atau penggabungan SDN Purwotengah 1 dan SDN Purwotengah 2.

Di halaman SDN Purwotengah, saat ini dibangun patung Soekarno. Posisinya lurus dengan pintu gerbang sekolah.

Patung perunggu Soekarno Kecil itu dibangun atas inisiatif Ibu Walikota Mojokerto Ika Puspitasari.

Bung Karno Masuk ELS

Rekam Jejak Bung Karno Sekolah di Mojokerto
Salah satu sudut dinding di SMPN 2 Kota Mojokerto (Hartono @portalmadura.com)

Tak jauh berbeda dengan suasana di SDN Purwotengah. Kini yang menjadi SMP Negeri 2 Kota Mojokerto terdapat bangunan tua dan ruang kelas yang dijaga keasliannya. Hanya ada perubahan pada lantainya.

Ruang kelas itu, merupakan tempat Soekarno masuk sekolah ELS (Europesche Lagere School) dari tahun 1912 sampai tahun 1916. ELS merupakan lembaga pendidikan para bangsawan atau putra-putri non pribumi.

Papan dan bangku serta tempat duduk belajar siswa sama dengan yang ada di SDN Purwotengah.

Kepala SMPN 2 Kota Mojokerto Mulib menjelaskan, dari berbagai literatur yang dibaca, selama Soekarno masuk ELS lebih suka duduk di paling depan.

Hikmah yang perlu diambil saat ini, kata dia, bagaimana keberanian Soekarno Kecil masuk di sekolah yang umumnya adalah anak-anak bangsawan.

Rekam Jejak Bung Karno Sekolah di Mojokerto
Rombongan anggota AMSI Jatim di SMPN 2 kota Mojokerto (Hartono @portalmadura.com)

“Semangatnya Soekarno luar biasa. Susah dibayangkan bagaimana keberaniannya karena dia harus bergaul dengan anak-anak Eropa saat itu, tapi tidak ada rasa minder,” katanya.

Meski pada saat masuk ELS, kata dia, Soekarno masih lemah dalam penguasaan bahasa asing. “Tapi semangat Soekarno itulah yang kami ditanamkan pada siswa sekarang,” ujarnya.

Pihaknya mengaku, meski tidak secara spesifik ada muatan lokal khusus, namun pada kurikulum selalu dimasukkan. “Itu kami masukkan pada kurikum, ya kurikulum tidak tampak, tapi terintegrasi dalam semua pelajaran,” tandasnya.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.