Abu Bakar: Ini 5 Kerugian yang Bisa Rusak Manusia

Avatar of PortalMadura.com
Abu Bakar: Ini 5 Kerugian yang Bisa Rusak Manusia
ilustrasi

PortalMadura.Com – Umat Muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT memang harus selalu berhati-hati dalam menjalankan segala hal saat di dunia. Sebab, jika tidak sesuai dengan tuntunan Islam maka bisa berujung pada kerugian. Sebagaimana yang pernah disampaikan ash-Shiddiq r.a, bahwa terdapat beberapa kerugian yang bisa merugikan manusia.

Kegelapan atau kerugian tersebut tentu bisa mencelakakan kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Nah, agar bisa terhindar dari kerugian itu, manusia dituntut untuk mengoptimalkan potensinya masing-masing.

Berikut ini lima kerugian yang bisa merusak manusia yang perlu umat Islam ketahui menurut Abu Bakar, melansir dari Republika.co.id, Senin (20/4/2020):

Baca Juga: Begini Cara Abu Bakar Ash-Shiddiq Berantas Korupsi

Pertama, mencintai dunia. Rasulullah bersabda: “Mencintai dunia adalah pangkal segala kesalahan” (HR Baihaqi). Dalam konteks ini, al-Ghazali berkata, “Karena dunia adalah pangkal segala kesalahan maka membenci dunia adalah pangkal segala kebaikan”.

Supaya tidak mencintai dunia, manusia dituntut untuk melazimkan ketakwaan. Yakni, menjaga diri dengan melazimkan ketaatan kepada Allah demi menghindari siksa-Nya.

Rasulullah bersabda: “Jika kamu meninggalkan sesuatu karena takwa kepada Allah SWT maka Dia akan memberimu sesuatu yang lebih baik darinya” (HR Ahmad dan Nasa'i).

Kedua, perbuatan dosa. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya jika seorang hamba melakukan sebuah kesalahan maka kesalahan tersebut akan memunculkan noda hitam di hatinya. Jika dia melepaskan dirinya dari dosa dan beristigfar maka terhapuslah noda hitam di hatinya. Jika dia mengulangi lagi dosanya maka akan bertambahlah noda hitam di hatinya bahkan akan menguasai hatinya. Noda tersebut adalah karat berwarna hitam” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa'i, Ibnu Hibban, dan al-Hakim).

Ketiga, pekuburan. Dikatakan, pekuburan itu keadaannya gelap. Dijelaskan, ada enam perkara yang dapat menerangi pekuburan: ikhlas dalam beramal, berbakti kepada kedua orang tua, silaturahmi, tidak menghabiskan usia dalam kemaksiatan, tidak menuruti hawa nafsu, gemar melakukan ketaatan, dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya.

Keempat, akhirat. Dikatakan, akhirat itu keadaannya gelap lantaran begitu banyaknya hal-hal yang menakutkan. Dijelaskan, agar dapat terhindar dari kegelapan akhirat manusia harus meneranginya dengan amal saleh sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Baik ketentuan yang ringan maupun yang berat.

Rasulullah cenderung mengedepankan ketentuan yang ringan. Rasulullah bersabda: “Tunaikan ketentuan yang berat (azimah) dan terimalah ketentuan yang ringan (rukhsah) dan biarkanlah manusia melakukannya; sesungguhnya kalian telah dijaga dari mereka” (HR al-Khatib).

Rasulullah bersabda: “Barang siapa tidak menerima rukhsah dari Allah maka dia telah berdosa sebesar Gunung Arafah” (HR Ahmad).

Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya, Allah mengutusku dengan agama yang ringan lagi pula mudah: agama Ibrahim” (HR Ibnu Asakir).

Kelima, jembatan (shirath). Dikatakan, shirath itu gelap. Dijelaskan, agar terhindar dari kegelapan shirath, manusia dituntut mempercayai perkara gaib tanpa keragu-raguan sedikit pun.

Perkara gaib yang dituntut memercayainya, antara lain, adanya malaikat, adanya hari kiamat, adanya perhitungan/balasan amal, dan adanya kehidupan abadi di akhirat.

Dengan begitu, manusia akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghindari lima kegelapan di atas yang dapat merugikan dirinya. Wallahu A'lam.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.