PortalMadura.Com – Ketombe merupakan salah satu masalah rambut yang disebabkan oleh jamur yang berbentuk seperti ragi (malassezia). Hal ini terjadi biasanya karena kondisi minyak berlebih di kulit kepala. Sehingga mengganggu siklus normal pertumbuhan sel kulit kepala yang baru dan sel kulit mati itu yang menjadi ketombe.
Untuk mengatasinya, Anda perlu rutin mencuci rambut menggunakan produk yang tepat dan efektif membersihkan ketombe. Di pasaran, sudah banyak produk sampo yang bisa Anda gunakan. Namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya Anda gunakan produk sampo yang memiliki beberapa kandungan ini. Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com, Kamis (31/10/2019) dari laman fimela.com yang dikutip dari beberapa sumber.
Berikut penjelasannya:
Salicylic Acid
Dikenal sebagai kandungan yang bermanfaat untuk mengatasi permasalahan kulit yang berkaitan dengan kondisi minyak berlebih hingga jerawat dengan sifat anti inflamasinya, salicylic acid juga ampuh untuk atasi ketombe di kulit kepala. Sifat desmolytic yang dimiliki oleh salicylic acid membuatnya efektif membersihkan kulit kepala secara mendalam hingga ke pori-pori. Salicylic Acid juga memiliki sifat ‘keratolitik', yang dapat membantu mengurangi minyak berlebih, gatal, iritasi, kulit kering, dan ketombe.
Coal Tar
Coal Tar menjadi salah satu kandungan aktif di dalam sampo yang sudah digunakan sejak lama dan dikenal akan keampuhannya memperlambat produksi sel-sel kulit, mengurangi kemerahan, peradangan, iritasi, kulit kepala kering, gatal dan berketombe. Bahan aktif ini terbukti memiliki sifat anti fungal, antiseptik hingga anti inflamasi untuk meredakan rasa gatal di kulit kepala akibat minyak berlebih dan juga ketombe.
Selain itu, Coal Tar juga dapat menstabilkan perkembangan keratin pada kulit kepala dan mengurangi tumpukan kulit kering. Namun, setelah menggunakan sampo dengan bahan aktif ini, kulit kepala menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan paparan sinar matahari. Karenanya, pastikan Anda melindungi kepala saat beraktivitas di luar ruangan, ya.
Ketoconazole
Sebagai kandungan yang ampuh dan kuat dengan sifat anti jamurnya, Ketoconazole dapat membantu mengurangi dan menghilangkan adanya jamur malassezia di kulit kepala yang menyebabkan timbulnya ketombe serta rasa gatal yang mengganggu. Produk sampo dengan kandungan Ketoconazole dapat digunakan untuk keramas maksimal 1-2 kali seminggu.
Dibandingkan dengan kandungan lainnya, bahan aktif yang satu ini juga terbilang tidak banyak digunakan bebas dan lebih banyak digunakan dengan resep dokter. Sehingga Ketoconazole yang ada di dalam produk sampo yang dijual di apotek jumlahnya tidak lebih dari 1%. Bila melebihi jumlah tersebut, sebelum menggunakan sampo dengan kandungan bahan aktif ini, Anda disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli agar tidak menimbulkan efek samping pada rambut dan kulit kepala.
Baca Juga: Begal Payudara Beraksi di Dekat Rumdis Wabup Sumenep
Selenium Sulfide
Sama seperti Ketoconazole, Selenium Sulfide juga merupakan kandungan yang bisa membantu mengurangi muncul serta berkembangnya jamur malassezia yang menjadi penyebab ketombe membandel yang mengganggu. Kandungan ini dapat dikamulkan untuk memperlambat regenerasi sel kulit kepala yang terlalu cepat. Selain penggunaannya dibatasi hanya maksimal satu atau dua kali dalam seminggu, penggunaan sampo dengan kandungan Selenium Sulfide dapat membuat rambut yang diwarnai menjadi kembali menggelap serta akan membuat rambut mudah rontok bila digunakan secara berlebihan.
Zinc Pyrithione
Menjadi kandungan bahan aktif yang paling banyak digunakan di pasaran saat ini, Zinc Pyrithione digunakan dalam setidaknya 20% produk sampo anti ketombe yang ada. Memiliki sifat ‘keratolitik', kandungan ini dapat bekerja secara efektif mengatasi jamur malassezia yang dapat menyebabkan ketombe.
National Institute for Health and Care Excellence (NICE) bahkan merekomendasikan kandungan ini bila kandungan lain seperti ketoconazole atau selenium sulfide tidak cocok dengan kondisi kulit kepala, serta belum berhasil mengatasi ketombe yang dialami. Keampuhan kandungan ini juga turut didukung oleh studi yang dilakukan British Association of Dermatologists melalui uji secara klinis.
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
