Bagaimana Hukum Tak Baca Basmalah di Awal Al-Fatihah?

Avatar of PortalMadura.com
Bagaimana Hukum Tak Baca Basmalah di Awal Al-Fatihah
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Setiap melakukan aktivitas umat muslim biasanya mengawalinya dengan membaca . Salah satunya ketika hendak melakukan ibadah salat. Tapi, sebagian orang ada yang membaca basmalah ketika salat dan sebagian lainnya tidak mengucapkannya.

Nah, saat melaksanakan salat berjemaah di masjid, pernahkah Anda mendengar sang imam tidak mengucapkan basmalah dengan jelas ketika memasuki surah Al-Fatihah?. Bagaimanakah hukumnya?.

Untuk mengetahui jawabannya, mari simak penjelasan berikut ini:

Menyikapi perbedaan pembacaan basmalah ternyata hal tersebut berkaitan erat dengan mazhab yang dianut oleh sebagian besar umat muslim di Indonesia.

Menurut penuturan Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadis Indonesia, Ustaz Fauzan Amin, mayoritas umat muslim di Indonesia menganut mazhab Syafi'i. Dengan demikian, penjelasan mengenai membaca basmalah pun juga akan berbeda dari yang lainnya.

Perbedaan Mahzab Syafi'i dan Maliki

Bagi Mazhab Syafi'i, para imam selalu mendahulukan membaca basmalah dengan nada yang jelas (jahar) sebelum membaca surah Al-Fatihah.

Berbeda dengan mazhab Maliki di Mekkah yang tidak menjaharkan basmalah pada awal surah tersebut.

Jadi pada mazhab Syafi'i basmalah itu termasuk dalam bagian surah Al-Fatihah, sedangkan pada mazhab Maliki bacaan tersebut tidak masuk di dalamnya,” terang Ustaz Fauzan Amin.

Lebih lanjut, Fauzan menjelaskan, dalam ketentuannya surah Al-Fatihah itu berjumlah 7 ayat. Pada mazhab Syafi'i yang diketahui menjaharkan basmalah, ayar terakhir pada Al-Fatihah cenderung disambung.

Sementara mazhab Maliki justru memisah ayat terakhir, sehingga mereka cenderung tidak menjaharkan bacaan basmalah pada awalan surah Al-Fatihah.

Kedua mazhab ini juga menentukan sah tidaknya salat. Di mana yang satu mazhab membolehkan untuk tidak membacanya, sedangkan yang lainnya mengharuskan.

“Secara garis besar perdebatan ulama membicarakan hal itu. Selain itu, pada mazhab Syafi'i jika tidak menjaharkan basmalah salatnya dianggap tidak sah. Sebaliknya dengan mazhab Maliki, salat mereka tetap dianggap sah meski tidak membaca basmalah dengan jelas,” tambah Ustadz Fauzan Amin.

Baca Juga : Momen Turunnya Ayat Basmalah, Allah Hentikan Kehidupan

Dilansir Okezone.com yang dikutip dari situs resmi NU, Ibnu Rusyd mengatakan, bahwa perbedaan yang paling menonjol adalah dalam penilaian dan pemahaman hadis.

Hadis tentang bacaan basmalah Rasulullah secara jahar beberapa di antaranya diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwasanya beliau menyebutkan Rasulullah membaca basmalah dalam salat secara jahar (mengeraskan suara dalam berzikir atau membaca ayat).

Hadis dengan maksud serupa juga diriwayatkan oleh Ummu Salamah sebagai berikut:

أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَرَأَ فِي الصَّلَاةِ: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، وَعَدَّهَا آيَةً، وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ اثْنَيْنِ

Artinya: “Sesungguhnya Nabi membaca ‘bismillahirrahmanirrahim', dan menganggapnya sebagai satu ayat, dan ‘alhamdu lillahi rabbil ‘alamin' sebagai yang kedua” (HR. Abu Dawud).

Sedangkan dari kalangan mazhab Maliki, sebagaimana disebutkan Ibnu Rusyd, salah satunya merujuk hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik dan Ibnu Abdullah bin Mughaffal, bahwa Rasulullah dan beberapa sahabat tidak membaca basmalah surah al-Fatihah saat salat.

…وَقَدْ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ، وَمَعَ عُمَرَ، وَمَعَ عُثْمَانَ، فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقُولُهَا، فَلاَ تَقُلْهَا، إِذَا أَنْتَ صَلَّيْتَ فَقُلْ: “الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ”.

Artinya: “… Aku pernah salat bersama Nabi, Abu Bakar, Umar dan Utsman, namun aku belum pernah mendengar mereka membacanya (basmalah). Maka jangan ucapkan itu, dan jika melaksanakan salat maka baca, ‘alhamdulillahirabbil ‘alamin' (maksudnya Surah al-Fatihah, tanpa basmalah)” (HR. Tirmidzi).

Penjelasan terkait bacaan basmalah di atas mungkin akan tampak rumit jika dipelajari, apalagi bagi orang awam yang tidak paham atau kalangan yang tidak mengkaji hal tersebut.

Oleh sebab itu, umat muslim diminta untuk menyesuaikan diri dengan ajaran yang diamalkan sehari-hari agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam melaksanakan ibadah. Wallahu A'lam.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.