PortalMadura.Com, Jakarta – Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mengungkapkan terjadi hujan abu vulkanik dengan intensitas tipis hingga tebal saat Gunung Agung erupsi setinggi 2.000 meter pada Minggu pukul 03.21 WITA.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan hujan abu vulkanik itu terjadi di sejumlah tempat seperti di Kabupaten Karangasem, Bangli dan Klungkung.
“Sebaran abu tergantung dari arah angin,” ujar Sutopo, Minggu, dalam keterangannya.
Di Kecamatan Selat, Karangasem, papar Sutopo, hujan abu terjadi di Bukit Galah, Sebun, Telung Bhuana, Badeg Tengah, Badeg Dukuh, Perang Sari, Geriana Kauh, Tegeh Amertha Bhuana, Pura Pasar Agung Sebudi, dan Pura Sebudi
Sedang di Bebandem, Karangasem, lanjut Sutopo, hujan abu terjadi di Nangka, Bukit Paon, Butus bagian atas, Yeh Kori Jungutan, dan Desa Sibetan bagian atas.
“Tak ada korban jiwa, tak ada pengungsi, aktivitas masyarakat normal,” terang Sutopo. dilaporkan Anadolu Agency, Minggu (21/4/2019).
Begitu pula, imbuh Sutopo, aktivitas hari bebas kendaraan di lapangan Puputan Klungkung dan seputaran perempatan Agung berjalan seperti biasa.
Erupsi, tambah Sutopo, juga tak berdampak pada aktivitas di Bandara Internasional IGK Ngurah Rai Bali.
“Semua penerbangan normal, Bali aman,” kata Sutopo.
Saat ini, ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, Gunung Agung berada pada level Siaga.
PVMBG merekomendasikan agar Masyarakat tidak beraktivitas di zona perkiraan bahaya, yaitu di dalam radius 4 kilometer dari puncak.
“Zona perkiraan bahaya ini bersifat dinamis dan terus diecvaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu, mengikuti perkembangan terbaru,” imbuh Kasbani.
PVMBG juga mengimbau agar Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar waspada potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahan hujan.
Aliran lahan hujan, lanjut PVMBG, dapat terjadi terutama di musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di puncak.