Bali Dihujani Abu Vulkanik

Avatar of PortalMadura.com
Bali dihujani abu vulkanik
Wisatawan mengantre masuk jalur pemberangkatan, setelah Bandara Internasional Ngurah Rai dibuka kembali akibat erupsi Gunung Agung, Bali, pada 29 November 2017. (Mahendra Moonstar - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com, – Badan Nasional Penanganan Bencana () mengungkapkan terjadi hujan dengan intensitas tipis hingga tebal saat Gunung Agung erupsi setinggi 2.000 meter pada Minggu pukul 03.21 WITA.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan hujan abu vulkanik itu terjadi di sejumlah tempat seperti di Kabupaten Karangasem, Bangli dan Klungkung.

“Sebaran abu tergantung dari arah angin,” ujar Sutopo, Minggu, dalam keterangannya.

Di Kecamatan Selat, Karangasem, papar Sutopo, hujan abu terjadi di Bukit Galah, Sebun, Telung Bhuana, Badeg Tengah, Badeg Dukuh, Perang Sari, Geriana Kauh, Tegeh Amertha Bhuana, Pura Pasar Agung Sebudi, dan Pura Sebudi

Sedang di Bebandem, Karangasem, lanjut Sutopo, hujan abu terjadi di Nangka, Bukit Paon, Butus bagian atas, Yeh Kori Jungutan, dan Desa Sibetan bagian atas.

“Tak ada korban jiwa, tak ada pengungsi, aktivitas masyarakat normal,” terang Sutopo. dilaporkan Anadolu Agency, Minggu (21/4/2019).

Begitu pula, imbuh Sutopo, aktivitas hari bebas kendaraan di lapangan Puputan Klungkung dan seputaran perempatan Agung berjalan seperti biasa.

Erupsi, tambah Sutopo, juga tak berdampak pada aktivitas di Bandara Internasional IGK Ngurah Rai .

“Semua penerbangan normal, Bali aman,” kata Sutopo.

Saat ini, ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi () Kasbani, Gunung Agung berada pada level Siaga.

PVMBG merekomendasikan agar Masyarakat tidak beraktivitas di zona perkiraan bahaya, yaitu di dalam radius 4 kilometer dari puncak.

“Zona perkiraan bahaya ini bersifat dinamis dan terus diecvaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu, mengikuti perkembangan terbaru,” imbuh Kasbani.

PVMBG juga mengimbau agar Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar waspada potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahan hujan.

Aliran lahan hujan, lanjut PVMBG, dapat terjadi terutama di musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di puncak.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.