Bawang Merah & Emas Perhiasan Penyebab Utama Inflasi April 2020

Avatar of PortalMadura.com
Bawang Merah & Emas Perhiasan Penyebab Utama Inflasi April 2020
Ilustrasi (Ist)

PortalMadura.Com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kenaikan harga bawang merah dan emas perhiasan serta beberapa komoditas lainnya menjadi penyebab utama inflasi bulan April.

Secara bulanan, inflasi pada April sebesar 0,08 persen dan secara tahunan sebesar 2,67 persen.

Kepala BPS Suhariyanto, mengatakan hampir seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi, hanya transportasi serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami deflasi.

“Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 0,09 persen dengan andil inflasi pada April 0,02 persen,” ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (4/5/2020).

Dia mengatakan, beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi adalah bawang merah sebesar 0,08 persen, gula pasir 0,02 persen, dan minyak goreng, rokok kretek filter, rokok kretek putih, serta besar masing-masing andilnya 0,01 persen.

“Ada juga komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai merah dengan andil inflasi -0,08 persen, daging ayam ras andilnya -0,05 persen, dan bawang putih andilnya -0,02 persen,” jelas Suhariyanto.

Harga emas

Suhariyanto menambahkan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya terjadi inflasi 1,2 persen dengan andil 0,07 persen pada inflasi April.

“Komoditas yang dominan menyebabkan inflasi adalah kenaikan harga emas dan perhiasan andilnya 0,06 persen pada inflasi. Terjadi kenaikan harga emas di 87 kota indeks harga konsumen yang dipantau BPS,” tambah Suhariyanto.

Kemudian, dia mengatakan pada kelompok pakaian dan alas kaki tidak memberikan andil apapun pada inflasi April karena tidak ada orang yang belanja pakaian dan alas kaki.

Sementara itu, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok transportasi dengan deflasi 0,42 persen dan memberikan andil terhadap inflasi -0,05 persen.

“Deflasi ini karena ada penurunan tarif angkutan udara dengan andil -0,05 persen karena adanya PSBB dan larangan mudik, sehingga permintaan pada jasa angkutan udara alami penurunan,” urai Suhariyanto.

Kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami deflasi adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,34 persen dengan andli inflasi -0,02 persen akibat adanya penurunan tarif panggilan dari beberapa provider.

Inflasi inti

Kemudian dia mengatakan berdasarkan komponen, terjadi inflasi pada komponen inti sebesar 0,17 persen secara bulanan dan secara tahunan sebesar 2,85 persen dengan andil terhadap inflasi April 0,11.

Suhariyanto mengatakan inflasi inti lebih rendah dari bulan Maret yang sebesar 0,29 persen secara bulanan dan 2,87 persen secara tahunan.

“Pola inflasi inti yang lebih rendah pada April yang juga bulan Ramadan ini tidak biasa, karena biasanya di Ramadan inflasi inti meningkat karena ada permintaan permintaan barang dan jasa,” jelas dia.

Kemudian, pada komponen harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi 0,14 persen dengan andil inflasi April -0,02 persen dan komponen harga bergejolak juga alami deflasi 0,09 persen dengan andil inflasi -0,01 persen.

“Kesimpulannya, inflasi pada April ini rendah sekali dan tidak biasa untuk bulan Ramadan,” kata dia.

Suhariyanto mengatakan inflasi yang rendah ini karena pemerintah sudah mengantisipasi penyediaan pasokan pangan sejak awal sehingga harga stabil dan pasokan terjaga.

“Kemudian karena ada penurunan permintaan barang dan jasa dari masyarakat karena penurunan aktivitas sosial akibat PSBB di berbagai wilayah, dan kemungkinan menunjukkan pelemahan daya beli rumah tangga,” kata Suhariyanto.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.