Benarkah Sering Ganti Merek Oli Mesin Berbahaya? Ini Penjelasannya

Avatar of PortalMadura.com
Benarkah Sering Ganti Merek Oli Mesin Berbahaya? Ini Penjelasannya
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Salah satu hal yang menunjang lancarnya kendaraan atau kinerja mesin yaitu adanya oli. Tidak hanya itu, pasalnya oli juga bermanfaat dalam mengetahui seberapa lama umur mesin bisa bertahan.

Nah, untuk menunjang kemampuan kendaraan tersebut pastinya pengguna akan melakukan perawatan dengan mengganti oli secara berkala. Karena ini merupakan rutinitas yang wajib dilakukan agar kondisi mesin tetap bagus dan terhindar dari gangguan. Akan tetapi, terlalu banyaknya merek oli mesin dipasaran terkadang membuat orang harus mengganti-gantinya. Padahal hal itu belum tentu cocok dengan kondisi kendaraan.

Perlu Anda ketahui bahwa oli bisa mengurangi gesekan antara komponen, pendingin, perapat celah, peredam getaran, pembersih kotoran, sampai antikarat. Jadi, apabila Anda terlalu sering mengganti merek oli bukan tidak mungkin kondisi mesin akan cepat rusak.

Sebagaimana menurut pengamatan Mia Khrishna Anggraini, Coordinator Product Development Specialist PT Pertamina Lubricants, penggantian penggunaan tipe atau merek oli memang sering dilakukan oleh pengguna. Saat ini oli mesin hampir memiliki teknologi yang sama. Hanya saja, hal itu tergantung compatibility (kecocokan) terhadap mobil atau motor.

“Misalnya, hari ini ganti dengan merek ini, bulan depan merek lainnya. Itu masih torelable. Kenapa? Saat ganti oli itu masih ada sekian persen yang tertinggal, terlebih teknologi engine oil itu biasanya mirip-mirip,” ujar Mia.

Akan tetapi, Mia menuturkan, yang perlu dikhawatirkan adalah pergantian tipe viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius, misalnya dari 5W-30 berganti ke 20W-50.

“Sebab, biasanya, oli mesin mobil yang dari 5W ganti ke 20W, atau ke yang lebih encer itu sangat berbahaya. Apalagi dibuat oleh perusahaan yang tidak memiliki reputasi karena bisa jadi menimbulkan penguapan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Mia menyarankan agar konsumen tidak mengganti-ganti oli mesin dengan cepat. Selain itu, jika mobil atau motor sudah berumur, disarankan tidak mengganti oli mesin dengan yang lebih encer, karena pada dasarnya komponen mesin akan memiliki gap lebih jauh dengan komponen lainnya.

Jadi, apabila sudah terpaksa menggunakan merek lain usahakan untuk menguras mesin terlebih dahulu agar sisa-sisa oli lama tidak tertinggal di dalam. Selanjutnya baru memasukkan oli dengan merek baru agar perbedaan senyawa yang dikhawatirkan tidak terjadi. (liputan6.com/Putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.