PortalMadura.Com, Jakarta – Bentrokan akibat demonstrasi massa yang menentang keputusan KPU tentang hasil pemilihan Presiden di kawasan Tanah Abang membuat para pedagang di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara tersebut merugi hingga Rp 75 miliar.
Manajer Promosi Blok A Tanah Abang Hery Supriyatna mengatakan kerugian tersebut akibat tidak beroperasinya pasar Tanah Abang secara keseluruhan.
“Para pedagang tidak berani masuk gedung pasar karena melihat kejadian semalam dan penutupan ini sebagai antisipasi keamanan yang situasional,” jelas Hery kepada Anadolu Agency melalui telepon, Rabu.
Hery mengatakan kondisi yang tidak kondusif di Tanah Abang termasuk di stasiun Tanah Abang membuat masyarakat tidak bisa leluasa melintas dan berbelanja sehingga akhirnya pengelola memutuskan untuk menutup pasar.
Hery menjelaskan secara keseluruhan di Blok A, B, C, F, G, Metro, Auri, dan ruko-ruko di kawasan Tanah Abang belakang memiliki 20 ribu hingga 25 ribu kios pedagang.
Dia menambahkan jumlah rata-rata pengunjung pasar Tanah Abang keseluruhannya dalam sehari berjumlah 100 ribu orang dan pada Blok A saja berjumlah 20 ribu hingga 30 ribu orang per hari.
Menurut Hery, kerugian Rp 75 miliar tersebut berasal dari omzet masing-masing kios yang berjumlah Rp 2-3 juta per hari. dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (22/5/2019).
Dia mengatakan pasar Tanah Abang akan mencapai puncak keramaian pada 1 minggu menjelang Idulfitri. Sementara pada 15 hari pertama Ramadan kondisi pasar relatif lebih sepi.
“Pengunjung pasar Tanah Abang rata-rata adalah pedagang eceran di luar Jakarta yang stok dagangannya mulai menipis jelang lebaran,” ungkap Hery.