PortalMadura.Com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meramalkan gempa susulan akibat gempa utama 6,9 skala richter pada Minggu malam akan terus mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga beberapa bulan ke depan.
“Beberapa pekan atau bulan ke depan gempa susulan akan terus terjadi,” ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, Senin, di Jakarta.dilaporkan Anadolu Agency, Senin (20/8/2018).
Ramalan ini, kata Rahmat, berdasarkan tren kegempaan yang terjadi pada gempa sebelumnya. Gempa berkekuatan 7 SR yang mengguncang Lombok 5 Agustus 2018 lalu itu diikuti gempa susulan mencapai 852 kali, 33 di antaranya dirasakan.
Rahmat menuturkan pakar kegempaan terheran-heran dengan fenomena gempa Lombok. Pada umumnya gempa utama diikuti gempa susulan dengan tren fluktuatif tidak terlalu signifikan, mengecil, hingga akhirnya berhenti sama sekali.
Namun, kata Rahmat, gempa Lombok 7 skala richter pada 5 Agustus 2018 itu diikuti fluktuasi signifikan dengan magnitude besar. Di antaranya gempa bermagnitude 6,2 SR yang terjadi pada 9 Agustus 2018.
“Seringkali magnitudenya turun, tapi kemudian besar, pakar gempa kebingungan mengapa fenomenanya begini,” ujar Rahmat.
Rahmat mengatakan Lombok merupakan wilayah yang rentan gempa. Wajar bila gempa susulan periode lalu hingga 852 kali.
Persoalannya, kata Rahmat, dokumentasi pemerintah soal kegempaan baru dimulai sejak Indonesia merdeka.
“Jumlah itu terdengar tidak lazim, tapi bukan berarti tidak mungkin, mungkin ratusan tahun lalu pernah terjadi,” menurut Rahmat.
Oleh karena itu Rahmat mengimbau agar masyarakat Lombok tetap mewaspadai akan adanya gempa susulan itu dengan menghindari tinggal di pemukiman yang kondisinya sudah tidak layak huni, miring, atau retak.
“Dengan kekuatan tidak begitu besar saja akan roboh, karena sudah dihajar gempa besar sebelumnya,” ujar Rahmat. (AA)