Dalam Berbisnis, Ikuti 5 Cara Sukses Rasulullah SAW

Avatar of PortalMadura.com
Dalam Berbisnis, Ikuti 5 Cara Sukses Rasulullah SAW
Ilustrasi (IDX Channel)

PortalMadura.Com – Berbisnis sudah ada dari zaman dahulu. Dalam Islam, hal ini sudah dicontohkan oleh . Beliau merupakan pebisnis yang sukses dengan meraih keuntungan. Namun, Rasulullah SAW tidak hanya mementingkan keuntungan semata saja. Dalam berbisnis lebih mengutamakan hubungan persaudaraan dan pertemanan.

Dalam berbisnis, pengusaha memang butuh strategi untuk menguasai pangsa pasar dari kompetitornya. Hal ini diperlukan agar produknya bisa laku di pasaran dan usahanya pun bisa semakin berkembang dan menghasilkan banyak keuntungan.

Lantas cara apa saja yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam berbisnis hingga sukses? Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com dari laman okezone.com, berikut ini penjelasannya:

Konsep Difrensiasi

Salah satu konsep dilakukan yaitu dengan melakukan diferensiasi. Diferensiasi adalah sebuah strategi agar produk menjadi berbeda dengan produk atau perusahaan lain. Esensi dari diferensiasi adalah agar produk lebih dikenal menjadi sebuah identitas diri.

Dilansir dari buku “Strategi Andal dan Jitu Praktik Nabi Muhammad” karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo disebutkan pangsa pasar adalah persentase dari keseluruhan pasar yang dikuasai oleh satu atau lebih produk atau jasa tertentu yang dikeluarkan sebuah perusahaan dalam kategori yang sama. Untuk menguasai pangsa pasar, perusahaan memiliki strategi yang berbeda-beda dan menjalankan taktik marketing.

Nah, konsep diferensiasi juga diterapkan Nabi Muhammad dalam kegiatan berdagangnya. Dengan kondisi geografis Semenanjung Arabia yang gersang dan panas, masyarakat Arab akhirnya banyak yang mencari peruntungan dari berdagang.

Namun, sejak awal Nabi Muhammad telah menciptakan diferensiasi sehingga beliau dikenal bukan sebagai satu di antara banyak pengusaha, tapi sebagai satu-satunya pengusaha muda dengan hasil perdagangan yang luar biasa.

Teknik Silaturahmi

Nabi Muhammad melakukan pemasaran dengan teknik silaturahmi. Teknik pemasaran ini memiliki ikatan-ikatan yang intim dengan target market tertentu dengan tujuan menciptakan sebuah komunitas pelanggan dan mengetahui apa saja yang diinginkan konsumen.

Nabi Muhammad sangat menganjurkan melakukan ikatan silaturahmi, tidak hanya dalam lingkup bisnis tapi juga dalam hubungan persaudaraan dan pertemanan.

Bermurah Hati, Tidak Menjatuhkan Harga Dagangan Orang Lain

Dalam berdagang, Nabi Muhammad tidak hanya fokus di kota Mekkah saja, tapi melakukan ekspor sampai ke negeri Syam seperti Palestina, Syria, Libanon dan Yordania. Namun beliau sangat menganjurkan untuk selalu bermurah hati, menjauhi sumpah yang berlebihan untuk mempromosikan, tidak menyaingi harga jual orang lain (perang harga) dan tidak memotong jalur distribusi.

Beliau tidak hanya memikirkan bagaimana caranya menaikkan omzet perdagangan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Kejujuran

Kejujuran merupakan kata kunci Nabi Muhammad SAW dalam menerapkan bisnis atau perniagaannya. Dengan menerapkan konsep kejujuran ini, kegiatan bisnis akan penuh dengan muatan etika dan moral yang berakar pada ajaran Al-Quran dan Sunnah.

Dalam buku Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, disebutkan soul marketing diawali dengan sikap jujur dan harus selalu diutamakan, karena setiap perusahaan pasti menginginkan pelanggannya setia, sedangkan untuk bisa setia maka kepercayaan harus dibentuk dengan sikap jujur.

Jejak bisnis Nabi Muhammad SAW yang menekankan pada kejujuran memang bukan alat untuk menciptakan keuntungan yang cepat, karena jika pengusaha ingin cepat untung malah biasanya enggan untuk jujur dengan sungguh-sungguh. Hanya karena tergiur untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat, pengusaha biasa menebar janji palsu dan omong kosong.

Sikap Ikhlas

Selama mengelola perusahaan atau bisnis, seorang pengusaha tentunya tidak bisa lepas sepenuhnya dari berbagai permasalahan, kegagalan, atau konflik. Tidak jarang pengusaha yang akhirnya berhenti di tengah jalan dan tidak melanjutkan lagi kegiatan bisnisnya karena merasa tidak mampu lagi. Itu sebabnya, penting bagi pengusaha untuk memiliki sikap ikhlas dan sabar dalam berbisnis.

Dengan sikap penyerahan diri pada Allah atau bersikap tawakal, seorang pengusaha tidak akan mengenal kata menyerah. Dia akan terus bergerak dan belajar dari kesalahan yang ia lakukan sebelumnya. Resiko dalam berusaha, resiko dalam berbisnis akan selalu ada. Itu adalah hal yang tidak dapat kita hindarkan. Masalahnya adalah bagaimana kita mengelola resiko yang akan datang menghadang.

Dari Anas Ra, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Pedagang yang pengecut akan tertutup (rezekinya), sedangkan pedagang yang berani menanggung resiko usaha akan dibukakan rezeki.” (HR. al-Qadha'i).

Selain itu, Nabi Muhammad bersabda: “Jika kalian berserah diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, niscaya Dia menjamin rezekimu sebagaimana Dia menjamin kebutuhan burung yang terbang di pagi hari dengan perut kosong dan kembali pada sore hari dengan perut kenyang.” (HR. Imam Tirmizi, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ibnu Hiban).

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.