PortalMadura.Com – Komponen kendaraan yang tidak kalah penting untuk performanya yaitu oli mesin. Karena, kondisi oli mesin yang baik tentu akan berdampak positif juga pada kenyamanan saat berkendara.
Oleh karena itu, kondisi oli mesin harus diperhatikan oleh pemilik kendaraan. Tapi, sebagian orang terkadang merasa kebingungan ketika berada di bengkel untuk mengganti oli. Sebab, ada berbagai pilihan merek atau tipe pelumas dan mereka tidak mengetahui mana yang bagus untuk kendaraan.
Alhasil, mereka menyebutnya secara sembarangan. Padahal sebelumnya oli yang digunakan berbeda. Lalu, adakah efek negatif ketika sering gonta-ganti oli mesin?.
Kepala Bengkel Auto2000 Tanjung Api-Api, Palembang, Raja Nami Siregar menjelaskan, meskipun terlihat sepele namun jika ditinjau lebih detail, ada sejumlah kandungan kimia yang berbeda-beda di setiap merek oli mesin.
Jadi, dengan kebiasaan gonta ganti merek oli mesin menjadi kurang baik. “Iya, akan berdampak kurang baik. Karena viskositas tiap grade oli berbeda-beda,” ujar Raja Nami, seperti dilansir Liputan6.com, dari laman resmi Auto2000.
Lebih lanjut ia menerangkan, dengan gonta ganti merek oli mesin, akan berdampak pada kondisi setelah ganti oli.
“Jika sering gonta-ganti dikhawatirkan ada sisa oli sebelumnya yang kurang baik yang menjadi jelaga atau kerak, hal ini berpotensi menyumbat sistem pelumasan. Kami sarankan untuk selalu rutin menggunakan oli full synthetic (sintetis penuh),” imbuh Raja Nami.
Sementara itu, jika pemilik roda empat berada dalam kondisi di mana tidak ada pilihan oli dengan merek yang sama seperti sebelumnya, maka sebaiknya melakukan engine flush (menyiram mesin).
Hal ini demi membuang berbagai sisa oli yang jadi kerak sekaligus melarutkan sisa kandungan oli sebelumnya agar tidak bercampur dengan oli merek baru. Proses ini sendiri membutuhkan produk cairan engine flush yang dijual umum di pasaran. Anda bisa membelinya untuk menjaga kemungkinan hal-hal yang tidak baik bagi kendaraan.