PortalMadura.Com, Jakarta – Bank Indonesia menjelaskan nilai tukar rupiah pada minggu ini mengalami tekanan yang disebabkan oleh empat faktor eksternal yang membuat nilai tukar dolar menguat terhadap mata uang dunia.
Berdasarkan data Bloomberg, pada hari ini nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp14.310/ dolar AS atau melemah sekitar 1,22 persen. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kondisi ekonomi dunia mendorong terjadinya risk off terhadap sentimen di pasar keuangan global.
Menurut dia, faktor pertama adalah indikator ekonomi AS yang menguat seperti indikator manufaktur sehingga memberikan sentimen positif terhadap dolar AS.
“Faktor kedua adalah kondisi sebaliknya terjadi di Eropa dengan rendahnya pertumbuhan ekonomi serta inflasinya juga rendah,” jelas Perry seusai salat Jumat di Jakarta.
Perry menjelaskan lemahnya pertumbuhan ekonomi Eropa membuat bank sentral Eropa memperpanjang stimulus moneternya dengan stance kebijakan yang dovish sehingga membuat euro melemah.
“Ini mendorong semakin kuatnya dolar terhadap berbagai mata uang dunia,” imbuh dia.
Dia menambahkan faktor ketiga yang membuat rupiah tertekan adalah melonjaknya harga minyak dunia akibat sanksi yang diberikan AS terhadap Venezuela. dilaporkan Anadolu Agency, Jumat (8/3/2019).
Kemudian faktor keempat adalah kondisi geopolitik yang penuh ketidakpastian seperti tidak jelasnya Brexit serta tidak tercapainya kesepakatan antara AS dan Korea Utara setelah bertemu di Hanoi, Vietnam.