Grab Latih Pengemudinya Perangi Perdagangan Manusia

Avatar
Grab latih pengemudinya perangi perdagangan manusia
Ilustrasi. Pengemudi ojek online menunggu penumpang di tepi Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 5 September 2017. (Megiza Asmail - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com, Jakarta – Perusahaan transportasi Grab menyatakan akan melatih jutaan pengemudinya untuk menemukan korban perdagangan manusia di salah satu daerah yang paling parah di dunia.

Perdagangan manusia di dunia ini berdampak pada lebih dari 40 juta orang dan bernilai lebih dari USD150 miliar per Tahun.

Dunia bisnis sudah ikut bagian dalam upaya mengatasi masalah ini, namun di Asia belum tampak nyata.

“Mereka (pengemudi) dapat menjadi mata dan telinga kita di jalan,” kata juru bicara Grab Teresa Tan seperti dimuat dalam New Strait Times.

“Sopir taksi dan pengemudi sering kali tanpa disadari menjadi titik kontak pertama bagi para pedagang atau korban, di bandara atau terminal bus. Kami ingin memastikan jika itu terjadi, mereka dapat mendeteksi dan melaporkan hal ini kepada pihak berwenang, ”tambah dia. dilaporkan Anadolu Agency, Selasa (12/3/2019).

Grab, yang beroperasi di delapan Negara dari Vietnam hingga Indonesia, bekerja sama dengan kelompok anti-perdagangan Liberty Shared melakukan pelatihan melalui aplikasinya, mulai Tahun ini di Kamboja dan Filipina.

Mereka akan mengidentifikasi pekerja migran yang terjebak dalam kerja paksa hingga wanita yang dipaksa menikah. Asia memiliki prevalensi perbudakan modern tertinggi kedua di dunia setelah Afrika, menurut PBB.

“Ini adalah kejahatan yang dinamis dan sering kali melibatkan pemindahan orang,” kata Direktur Regional Liberty Shared Archana Kotecha.

“Metode berbagi tumpangan sejauh ini menjadi yang paling populer di wilayah ini dan itulah mengapa kami merasa itu akan menjadi ide yang baik.”

Grab memiliki lebih dari sembilan juta pengemudi, mitra pengiriman dan pedagang yang menyediakan layanan mobil pribadi, sepeda motor, taksi, carpooling, dan pengiriman makanan di wilayah tersebut.

Uber, yang menjual bisnis Asia Tenggaranya ke Grab Tahun lalu, memperkenalkan pelatihan serupa untuk para pengemudi Tahun lalu.

Kotecha mengatakan penting bagi bisnis Asia untuk menjadi proaktif dan menyatakan harapan lebih banyak akan mengikutinya.

“Asia memiliki banyak ketertinggalan untuk dimainkan, mengingat bahwa kita memiliki sejumlah korban tertinggi di dunia dan di sinilah banyak rantai pasokan dunia berada,” kata dia.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.