Hasil Survei, Mayoritas Siswa Ingin Masuk Sekolah

Avatar of PortalMadura.com
Hasil Survei, Mayoritas Siswa Ingin Masuk Sekolah
dok. Kegiatan MOS Siswa Baru SMK Swakarya (FB SMK Swakarya Tanjungpandan)

PortalMadura.Com – Mayoritas siswa setuju dengan rencana pemerintah untuk mengaktifkan kembali pembelajaran luring pada Januari 2021 di tengah pandemi Covid-19, menurut survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia ().

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan 78.17 persen siswa setuju untuk kembali datang ke sekolah, 10 persen tidak setuju, sementara 16,13 persen lainnya menjawab ragu-ragu.

“Responden yang setuju umumnya beralasan sudah jenuh dengan pembelajaran jarak jauh, sementara praktikum atau materi-materi tertentu sulit dilakukan lewat kelas daring,” ungkap Retno, Minggu (27/12/2020) malam.

Siswa yang tidak setuju khawatir akan penularan Covid-19 yang masih tinggi, sementara responden lain ragu-ragu terkait terbatasnya kesiapan sekolah dalam menyiapkan infrastruktur dan protokol kesehatan adaptasi kebiasaan baru.

Survei melibatkan 62.448 responden dan dilakukan sepanjang 11-18 Desember 2020.

Sebanyak 45 persen responden adalah siswa SD, 46 persen siswa SMP, dan 5,6 persen siswa SMA.

Lainnya adalah siswa sekolah kejuruan (6,7 persen), sekolah luar biasa (0,08 persen), dan madrasah (1,44 persen).

Sekolah minim persiapan

Meski pembukaan sekolah itu hanya berselang dua pekan lagi, namun persiapan demi mencegah penularan kasus Covid-19 masih minim.

Dari 5,25 persen sekolah yang telah melakukan pembelajaran dengan metode hibrid, pembelajaran tatap muka sekaligus jarak jauh, sebanyak 77,36 persen siswa menyatakan tidak pernah memperoleh sosialisasi soal adaptasi kebiasaan baru.

Sementara 22,64 persen lainnya memperoleh sosialisasi itu hanya sekali.

Begitu pula, 52,67 persen responden mengaku belum pernah melihat atau membaca ketentuan adaptasi kebiasaan baru, sedang 47,33 persen lainnya pernah.

“Perlu kecermatan dan kehati-hatian, jangan sampai sekolah menjadi klaster baru penularan Covid-19,” tegas Retno.

Meski begitu, 91,96 persen siswa yang telah belajar secara luring mengatakan ada tempat mencuci tangan di sekolahnya, sedang 8,04 persen lainnya menjawab tidak ada.

Perlu ada pemetaan sekolah yang siap dan tidak untuk melakukan pertemuan tatap muka, kata Retno, selain pula kelas fisik itu sebaiknya dilakukan hanya untuk materi yang sulit.

Hal yang tak kalah penting adalah dukungan pendanaan agar sekolah dapat mempersiapkan infrastruktur protokol kesehatan, imbuh Retno.

“Kalau belum siap sebaiknya pemerintah tunda buka sekolah pada Januari 2021,” kata dia.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.