PortalMadura.Com – Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT yang diutus untuk meneladani ummatnya. Sebagai teladan, seorang Rasul harus mempunyai sifat wajib yang akan menjadi contoh yang baik dan diikuti oleh ummatnya.
Namun ada juga beberapa sifat mustahil Rasul yang perlu dihindari karena termasuk sifat buruk yang akan menimbulkan kerugian. Apa saja? Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com dari laman liputan6.com, berikut ini beberapa sifat mustahil Rasul yang harus dijauhi:
Kidzib
Kidzib berarti dusta. Sifat ini kebalikan dari sifat wajib shiddiq yaitu jujur. Para Rasul mustahil bersifat kidzib. Artinya, Rasul tidak akan berkata dusta atau bohong. Semua yang disampaikannya adalah benar untuk semua umat manusia. Kidzib sendiri adalah perilaku umat yang tidak beriman.
Ini sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur'an) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur'an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S an-Najm:2-4)
Khianat
Khianat merupakan kebalikan dari amanah. Khianat berarti tidak dapat dipercaya. Rasul tidak mungkin berkhianat. Apa yang dilakukannya adalah amanah yang harus disampaikan dengan benar.
Ini sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Q.S al-An'am:106).
Kitman
Kitman berarti menyembunyikan. Sifat ini berlawanan dengan sifat Tabligh atau menunjukkan pada sifat wajib Rasul. Rasul mustahil untuk menyembunyikan kebenaran, terutama untuk ajaran-ajaran yang harus ia sebarkan.
Ini sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah Swt. ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat” Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (Q.S. al-An'am:50)
Baladah
Baladah berarti bodoh. Sifat ini berlawanan dengan sifat wajib Rasul yaitu cerdas. Rasul tidak mungkin bodoh. Dalam rangka menyampaikan ajarannya, seorang rasul harus mengetahui teknik atau cara pendekatan kepada umat yang tepat dan cepat tanggap terhadap situasi di sekelilingnya. Hanya orang yang cerdas yang dapat menyelesaikan segala permasalahan yang ada.
Ini sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S al A'raf:199).