PortalMadura.Com – Saat terjadi peristiwa Isra Mikraj, Nabi Muhammad SAW diajak ke sidratul muntaha yang merupakan sebuah pohon bidara yang berdiri sebagai tanda akhir dari langit ketujuh.
Banyak yang beranggapan bahwa tempat ini sangat istimewa dan indah. Tentunya dari berbagai fakta yang ditemukan. Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com dari laman dalamislam.com, berikut beberapa fakta tentang sidratul muntaha.
Merupakan Pohon Bidara yang Sangat Besar
Banyak yang menggambarkan bahwa sidratul muntaha merupakan sebuah pohon bidara yang menjulang tinggi dari langit keenam hingga langit ketujuh.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:
“Ketika aku dimikrajkan ke langit ke tujuh, aku diajak ke Sidratul Muntaha, ketika pohon ini diliputi perintah Allah, dia berubah. Tidak ada seorang pun manusia yang mampu menggambarkannya, karena sangat indah.”
Merupakan Tempat yang Sangat Indah
Sidratul muntaha dilukiskan sebagai tempat yang sangat indah, yang membuat siapapun yang melihatnya akan takjub dan tidak ingin pergi.
Ia merupakan sebuah pohon yang terbuat dari emas seluruhnya, daunnya terbuat dari zamrud, ada juga yang berpendapat bahwa daunnya terbuat dari ruby.
Keluar Empat Sungai dari Akarnya
Selayaknya pohon biasa, sidratul muntaha ini memiliki daun dan akar.
Dalam sebuah hadis tersirat.
“Aku melihat Shidratul-Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya, “Wahai Jibril, apakah keduanya ini?” Dia menjawab, “Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat.”
Memiliki Jumlah Daun yang Berjumlah Sebanyak Makhluk Allah SWT
Banyak yang berpendapat bahwa daun sidratul muntaha berjumlah sebanyak makhluk yang diciptakan Allah SWT.
Tidak Ada Seorang Pun yang Bisa memasukinya Kecuali Rasulullah SAW
Sidratul Muntaha merupakan sebuah tempat istimewa di mana tidak seorang pun bisa memasukinya selain yang diizinkan oleh Allah.
Bahkan malaikat Jibril sang pemimpin para malaikat serta penyampai wahyu tidak bisa menempatkan dirinya di sini.