PortalMadura.Com, Jakarta – Pemerintah Indonesia mengaku telah berkoordinasi dengan pihak keamanan Filipina untuk memastikan kondisi WNI yang disandera kelompok teror Abu Sayyaf pasca baku tembak yang terjadi pada Kamis lalu.
Baku tembak tersebut terjadi saat aparat keamanan Filipina mencoba menyelematkan warga Malaysia Jari Abdullah yang disandera Abu Sayyaf.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir mengaku belum mendapatkan informasi mengenai apakah WNI yang disandera itu berada di lokasi baku tembak.
Dia mengatakan perwakilan Indonesia di Davao telah berkomunikasi dengan aparat di Filipina.
“Kita terus meminitor perkembangan yang terjadi apabila ada perkembangan akan saya sampaikan,” ujar Arrmanatha di kantornya.
Arrmanatha mengatakan kondisi WNI sulit ditebak karena Abu Sayyaf kerap memindahkan lokasi para sanderanya.
“Sandera yang ditahan itu dipindah-pindah jadi sampai saat ini saya belum tahu apakah memang pada saat itu apakah ada WNI yang disitu,” pungkas dia.
Sebelumnya, Gerilyawan Abu Sayyaf menembak dan melukai seorang sandera Malaysia ketika pasukan keamanan Filipina menyelamatkannya di Filipina selatan pada Kamis, lansir Benar News pada Kamis.
Pejabat militer mengatakan Jari Abdullah dirawat di sebuah rumah sakit di kota Zamboanga, setelah diselamatkan.
Namun, kedua orang warga Indonesia yang menjadi sandera Abu Sayyaf tidak diketahui nasibnya.
“Korban penculikan berusaha melarikan diri dari para penculiknya selama baku tembak tetapi ditembak oleh Abu Sayyaf,” kata Kolonel Gerry Besana, juru bicara militer. dilaporkan Anadolu Agency, Minggu (7/4/2019).
Militan Kelompok Abu Sayyaf (ASG) menangkap Jari dan warga Indonesia dari kapal penangkap ikan di perairan dekat Negara bagian Sabah, Malaysia, pada 6 Desember 2018 lalu, kata pihak berwenang.
Pihak berwenang tidak memberikan informasi lebih jauh sejauh mana luka yang dihadapi Jari.
“Kami belum berbicara dengan korban yang sekarang menjalani perawatan di rumah sakit,” kata Besana.