Indonesia Koordinasi dengan Filipina Soal WNI Pasca Baku Tembak dengan Abu Sayyaf

Avatar of PortalMadura.com
Indonesia koordinasi dengan Filipina soal WNI pasca baku tembak dengan Abu sayyaf
Warga Indonesia yang dibebaskan dari sekapan kelompok pemberontak Abu Sayyaf disambut oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Indonesia, pada 1 Mei 2016. ( Dasril Roszandi - Anadolu Agency )

PortalMadura.Com, – Pemerintah Indonesia mengaku telah berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk memastikan kondisi yang disandera pasca baku tembak yang terjadi pada Kamis lalu.

Baku tembak tersebut terjadi saat aparat keamanan Filipina mencoba menyelematkan warga Malaysia Jari Abdullah yang disandera Abu Sayyaf.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir mengaku belum mendapatkan informasi mengenai apakah WNI yang disandera itu berada di lokasi baku tembak.

Dia mengatakan perwakilan Indonesia di Davao telah berkomunikasi dengan aparat di Filipina.

“Kita terus meminitor perkembangan yang terjadi apabila ada perkembangan akan saya sampaikan,” ujar Arrmanatha di kantornya.

Arrmanatha mengatakan kondisi WNI sulit ditebak karena Abu Sayyaf kerap memindahkan lokasi para sanderanya.

“Sandera yang ditahan itu dipindah-pindah jadi sampai saat ini saya belum tahu apakah memang pada saat itu apakah ada WNI yang disitu,” pungkas dia.

Sebelumnya, Gerilyawan Abu Sayyaf menembak dan melukai seorang sandera Malaysia ketika pasukan keamanan Filipina menyelamatkannya di Filipina selatan pada Kamis, lansir Benar News pada Kamis.

Pejabat militer mengatakan Jari Abdullah dirawat di sebuah rumah sakit di kota Zamboanga, setelah diselamatkan.

Namun, kedua orang warga Indonesia yang menjadi sandera Abu Sayyaf tidak diketahui nasibnya.

“Korban penculikan berusaha melarikan diri dari para penculiknya selama baku tembak tetapi ditembak oleh Abu Sayyaf,” kata Kolonel Gerry Besana, juru bicara militer. dilaporkan Anadolu Agency, Minggu (7/4/2019).

Militan Kelompok Abu Sayyaf (ASG) menangkap Jari dan warga Indonesia dari kapal penangkap ikan di perairan dekat Negara bagian Sabah, Malaysia, pada 6 Desember 2018 lalu, kata pihak berwenang.

Pihak berwenang tidak memberikan informasi lebih jauh sejauh mana luka yang dihadapi Jari.

“Kami belum berbicara dengan korban yang sekarang menjalani perawatan di rumah sakit,” kata Besana.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.