Ini 6 Etika Komunikasi Ala Rasulullah dan Para Sabahat yang Perlu Anda Tahu

Avatar of PortalMadura.Com
Ini 6 Etika Komunikasi Ala Rasulullah dan Para Sabahat yang Perlu Anda Tahu
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Salah satu modal atau kunci sukses dalam membangun suatu hubungan baik yaitu keterampilan berkomunikasi. Bahkan dalam islam, berkomunikasi dengan baik merupakan sifat Rasulullah yaitu tabligh yang artinya menyampaikan.

Sifat Tabligh tersebut juga melekat pada diri para sahabat Rasulullah. Mereka menyadari arti pentingnya berkomunikasi dalam berdakwah dan menjalankan usahanya. Gaya komunikasi yang diterapkan para sahabat Rasulullah yaitu yang mengedepankan penghargaan terhadap orang lain, sehingga mampu melahirkan konsep marketing yang andal.

Nah, berikut beberapa prinsip komunikasi yang telah dijalankan oleh Rasulullah dalam berdakwah dan para sahabat dalam dunia usaha:

Berkomunikasi dengan Arah Pembicaraan, Ucapan, dan Perkataan yang Benar, Baik dari Segi Pesan Maupun Tata Bahasa Saat Menyampaikannya
Artinya, komunikasi disampaikan dengan benar, jujur, dan tidak ada rekayasa di dalamnya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hajj:30?: “…dan jauhilah perkataan dusta”

Berkomunikasi Secara Tepat, Lugas, Fasih, dan Jelas Maknanya
Ini berarti Anda harus mampu berbicara secara efektif dan mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Perhatiakan siapa lawan bicaranya kemudian sesuaikan kemampuan atau kapasitas lawan bicara (komunikan).

Rasulullah SAW bersabda: “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka.” (HR. Muslim)

Berbicara dengan Perkataan Baik, Pantas, Santun, dan Tidak Menyakiti Ataupun Menyinggung Perasaan Orang Lain
Dengan kata lain, saat komunikasi berlangsung, sebisa mungkin isi pembicaraan diarahkan untuk kebaikan dan manfaat bagi masing-masing pihak.

Mengandung Perkataan yang Mulia dan Penuh Penghormatan Terhadap Komunikan
Maksudnya, hal yang Anda bicarakan tidak mengandung kata-kata yang merendahkan lawan bicara, baik tanpa sengaja maupun disengaja.

Pembicaraan yang Lemah Lembut dan Enak Didengar
Artinya, saat berbicara Anda tidak membentak atau berkata-kata yang dapat menimbulkan sakit hati lawan bicara. Namun, jika memang terpaksa melakukan sindiran dalam sebuah pembicaraan, maka sebisa mungkin Anda melakukannya dengan lemah lembut dan pengertian terhadap lawan bicara.

Pembicaraan Diucapkan dengan Mudah dan Memudahkan Lawan Bicara Memahaminya
Artinya, hal yang dibicarakan bersama membuat lawan bicara senang, antusias, dan tidak menimbulkan salah persepsi.

Itulah 6 prinsip komunikasi yang selalu menjadi pedoman para sahabat Rasulullah saat menjalankan usaha mereka. Tak mengherankan jika Abdurrahman bin Auf, salah satu sahabat Rasulullah yang terkenal atas hartanya yang melimpah, bisa menguasai pasar dalam waktu yang relatif singkat.

Adapun keuntungan memiliki komunikasi yang baik yakni akan lebih mudah mendapatkan banyak relasi dan disukai para partner bisnis. Bahkan akan mendapatkan pelanggan lebih cepat atas dagangan yang mereka jual.

Jika sudah mengerti, segeralah untuk dipraktekkan. Agar kemampuan berkomunikasi dapat diasah dan dikembangkan dengan lebih baik lagi. Sehingga apapun usahanya akan menjadi lancar dan hasil yang diperoleh pun akan maksimal. (islampos.com/Desy)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.