PortalMadura.Com – Salah seorang wartawan liputan6.com, Cakrayuri Nuralam menjadi korban doxing pasca menulis artikel Cek Fakta terkait Politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan.
Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Irna Gustiawati mengecam tindakan doxing atau menyebarluaskan informasi pribadi di jagad maya. Ia memastikan akan menempuh jalur hukum.
“Kami akan menempuh jalur hukum untuk merespon tindakan ini,” ujar Irna, sapaan akrab Irna Gustiawati dalam siaran persnya diterima Redaksi PortalMadura.Com, Sabtu (12/9/2020).
Menurut dia, doxing adalah bentuk tindakan kekerasan dan jelas sangat berbahaya, apalagi mencantumkan link yang mengarah kepada alamat rumah, foto keluarga, termasuk foto anak bayi sang wartawan, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan materi berita yang ditulis.
“Pelaku bukan saja mendoxing wartawan kami, tapi juga keluarga, menunjuk alamat rumah, nomor telepon, dan link akun privat yang mengarah ke foto keluarga, termasuk foto sang bayi,” terangnya.
Pihaknya juga mengecam keras tindakan teror melalui doxing. Kerja-kerja jurnalistik, kata dia, diatur Undang -Undang Pers No. 40 tahun 1999, Kode Etik Jurnalistik, dan Pedoman Pemberitaan Media Siber.
Baca Juga : Wartawan Liputan6 Alami Doxing Pasca Lakukan Cek Fakta Soal PKI
“Jika ada yang keberatan dengan pemberitaan Liputan6 com, ada banyak mekanisme yang disediakan oleh undang-undang itu,” ujarnya.
Wartawan tidak bekerja atas nama pribadinya, melainkan atas nama institusi dan dalam sistem yang dilindungi serta sekaligus patuh pada ketentuan undang-undang pers.
“Menjadikan wartawan sebagai sasaran dengan melakukan tindakan kekerasan seperti doxing, bukan saja salah alamat, tapi sangat berbahaya,” pungkasnya.(*)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
