Jadikan Ramadan Sebagai Kesempatan untuk Menghilangkan Sifat Hewani dalam Diri Manusia

Avatar of PortalMadura.com
SIFAT HEWANI
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dengan akal sehat dan bentuk tubuh yang sempurna. Inilah yang jelas membedakan manusia dengan hewan. Namun sebenarnya tidak dipungkiri bahwasanya manusia kadang memelihara sifat yang dimiliki oleh hewan. Kita ambil contoh seperti rakus, terlalu menuruti hawa nafsu, dan lain sebagainya.

Banyak sekali sebenarnya manusia-manusia yang sebenarnya memiliki jiwa binatang. Bahkan sampai ada yang membunuh orang tuanya karena keinginannya tidak dituruti, atau membunuh hanya karena cinta, membunuh karena hanya untuk kepuasan nafsu belaka. Bukankah hal tersebut sudah jelas sifat hewan yaitu kanibalesme? Membunuh menusia yang masalahnya tidak seberapa dalam Islam artinya sama saja dengan membunuh seluruh umat muslim. Naudzubillah.

Maka dari itu, dengan diberinya kesempatan oleh Allah SWT karena sudah dipertemukan dengan bulan suci Ramadan Tahun ini, Mari latih diri kita untuk menghilangkan sifat hewani dengan cara berikut ini.

Jauhkan diri dari Nafsu Kalbiyah: Sifat Anjing, yaitu jiwa sifatnya yang suka memonopoli sendiri, suka menilai dan menghina orang lain. Jangan kita memiliki sifat yang seperti ini

Jauhkan diri dari Nafsu Himariyah: Jiwa Keledai, yaitu jiwa yang sanggup memikul beban apapun namun tidak mengerti secuil pun apa yang dipikulnya. Itulah simbol kebodohan dalam diri manusia.

Jauhkan diri dari Nafsu Sabu'iyah: Jiwa Srigala, yaitu jiwa yang sifatnya suka menyakiti atau menganiaya orang lain dengan cara apa pun.

Jauhkan diri dari Nafsu fa'riyah: Jiwa Tikus, yaitu jiwa yang sifatnya merusak, menilep, menggerogoti dan korupsi.

Jauhkan diri dari Nafsu Dzatis-suhumi wa hamati wal-hayati wal-aqrabi : Jiwa binatang penyengat berbisa sebagai ular dan kalajengking, yaitu jiwa yang sifatnya suka menyindir-nyindir orang, menyakiti hati orang lain, dengki, dendam, dan semacamnya.

Jauhkan diri dari : Jiwa Babi, yaitu jiwa yang sifatnya cenderung berbuat dosa dan maksiat, memakan dan meminum yang haram dan najis. Itulah perbuatan yang secara bathin sangat menjijikkan dan najis.

Jauhkan diri dari : Jiwa Burung merak, yaitu jiwa yang sifatnya suka menyombongkan diri, suka pamer, berlagak-lagu, busung dada, dan sebagainya.

Jauhkan diri dari : Jiwa Onta yaitu jiwa yang mempunyai sifat tidak mempunyai sopan santun, kasih sayang, tenggang rasa sosial, tidak peduli dengan kesusahan orang lain, yang penting dirinya selamat dan untung.

Jauhkan diri dari Nafsu Dubbiyah: Jiwa Beruang, yaitu jiwa yang sifatnya biarpun kuat dan gagah, tapi akalnya dungu.

Jauhkan diri dari Nafsu Qirdiyah: Jiwa monyet yaitu jiwa yang sifatnya suka mengejek, mencibir, sinis, dan suka melecehkan/memandang enteng orang lain.

Ternyata dalam jiwa kita adalah kebun bintang yang besar isinya penuh dengan aneka hewan. Jika kita membiarkan sifat-sifat Hewani dalam diri kita, maka derajat kita secara bathin adalah hewan.

Jika sampai mati kita tidak bertaubat dan membersihkan jiwa, maka setelah meninggal dunia, wujud kita menjadi hewan sebagaimana sifat hewan yang paling menonjol di dalam Jiwa kita.

Dalam Agama Islam hal di atas disebut dengan maskhun yaitu perubahan wujud manusia kewujud yang lebih jelek. Sedangkan menurut agama Hindu dan Buddha disebut dengan reinkarnasi.

Dari Abu Malik al-Asy'arه Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‘Sungguh sekelompok manusia dari umatku akan meminum khamr, mereka menamakannya dengan selain namanya, alat musik dimainkan di atas kepala-kepala mereka, Allah menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi.'”HR. Ibnu Majjah

“Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut ?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” QS. Al-Maidah 60

Maka dari itu di Ramadan kali ini, mari membanahi diri kita menjadi lebih baik. Mumpung Allah SWT masih memberikan waktu dan kesempatan, bismillahirrahmanirrahim, semoga kita kembali fitrah nantinya. Semoga bermanfaat, Wallahu a'lam.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.