PortalMadura.Com, Jakarta – Kebutuhan tenaga kerja di Indonesia akan naik hingga 8 persen pada 2035 karena peningkatan aktivitas industri manufaktur, seperti industri makanan dan minuman, logam, tekstil dan pakaian, serta otomotif, ujar pejabat di Kementerian Perindustrian, Selasa lalu.
Koordinator Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian Mujiyono mengatakan investasi pada industri tersebut terus naik.
Investasi di sektor industri manufaktur pada 2014 sebesar Rp195,74 triliun, naik menjadi Rp226,18 triliun di 2018. dilaporkan Anadolu Agency, Kamis (2/5/2019).
Serapan tenaga kerja di sektor industri juga ikut meningkat, yakni dari 15,54 juta orang pada 2015 menjadi 18 juta orang pada 2018,” ujar Mujiyono dalam siaran persnya.
Setiap Tahun, sektor industri rata-rata menyerap 672 ribu orang tenaga kerja dengan pertumbuhan sekitar 5 hingga 6 persen.
Namun, kenaikan permintaan tenaga kerja ini juga harus diimbangi kualitas.
Apalagi kata Mujiyono, memasuki era industri 4.0 sektor industri dituntut memanfaatkan teknologi atau digitalisasi sehingga bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas produk dengan efisien.
Indonesia punya potensi besar dalam upaya membangun kualitas SDM seiring dengan momentum bonus demografi yang sedang dinikmati sampai 20 Tahun ke depan.
Hingga 2030 nanti, Indonesia diprediksi mengalami masa bonus demografi, yakni penduduk usia produktif mencapai 67,5 persen dari total jumlah penduduk sebesar 297 juta jiwa,” kata Mujiyono.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sempat menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 17 juta orang yang akan bekerja di bidang ekonomi digital hingga 2030.