Dari penjualan tersebut, Tania akan mendapatkan bonus dari juragannya. Besar kecilnya pendapatan selama jualan di Sumenep juga tergantung jumlah barang yang laku.
“Kalau lakunya banyak, saya dapat bonus besar dari bos. Tergantung penjualan,” ucap Tania tanpa menyebutkan nilai bonus yang akan diperoleh.
Selama sepekan di Sumenep, geliat penjualan bendera merah putih dan umbul-umbul masih terbilang sepi. Para pembeli baru dari pegawai kantor pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep.
“Pembeli masih sepi, mungkin karena baru mau masuk bulan Agustus. Saya jualan di sini sampai tanggal 15 Agustus. Biasanya menjelang 17-san baru ramai. Mudah-mudahan laku semua,” kata Tania seraya berharap mendapat berkah Agustusan.
Ia rela menunggu pembeli datang dari pagi hingga larut malam. Trotoar menjadi tempat duduk sambil menikmati rindangnya pepohonan Kota Sumenep.
Bagi Tania, waktu istirahat hanya beberapa jam dan harus pergi ke rumah kontrakan selama berada di Sumenep.
Saat istirahat ke rumah kontrakan yang ia sewa dari uang pribadinya, sebagian dagangannya tetap dipajang di pepohonan yang dijadikan lapak.
Tania tidak pernah kepikiran ada tangan-tangan jahil, meski tahun lalu pernah hilang satu lembar umbul-umbul berukuran kecil.
“Semoga aman, saya yakin aman. Dapat izin berjualan di sini oleh Satpol PP, sudah Alhamdulillah,” ucapnya seraya meminta menutup perbincangan dengan PortalMadura.Com, karena sudah larut malam.(*)
Baca Juga :
https://portalmadura.com/madura-united-dihajar-pss-sleman-di-kandang-203756