Klub SAHARA, Kembalinya “Si Anak Hilang”

Avatar of PortalMadura.Com
Klub SAHARA, Kembalinya "Si Anak Hilang"
Klub SAHARA

PortalMadura.Com, Pariaman – Walikota Pariaman diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman, Drs. Efendi Jamal, M.M., secara resmi meluncurkan Klub Sanggar Bahasa dan Sastra (SAHARA), Minggu (18/10/2015), di aula Balaikota Pariaman.

Klub SAHARA didirikan sekelompok mahasiswa dan pelajar di Kota Tabuik itu, dan diharapkan akan melahirkan penulis-penulis handal di kemudian hari.

“Si anak hilang telah kembali pulang. Membangkit batang terendam,” ujar Efendi Jamal yang menyambut positif dan memberikan apresiasi atas berdirinya Klub SAHARA, dalam rilisnya, Senin (19/10/2015).

Dia menyebut, di era tahun 1980-an, di Pariaman berdiri sebuah Sanggar bernama “Paris”. Di tahun-tahun itu, banyak penulis-penulis dari Pariaman muncul di pentas nasional dan mengharumkan nama Kota Pariaman.

“Sekarang alumni Sanggar Paris banyak yang menjadi sastrawan, penulis dan jurnalis. Semoga, Klub SAHARA mengikuti jejak sukses Sanggar Paris di era itu,” katanya.

Perintis Klub SAHARA, Mardhiyan Novita MZ, S.S., mengatakan, banyak pelajar dan mahasiswa di Kota Pariaman yang berbakat menulis tapi tidak memiliki wadah penyaluran kreativitas mereka.

“Mudah-mudahan lewat Klub SAHARA ini, generasi muda Pariaman suka menulis dan produktif berkarya,” kata alumni Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada ini.

Peluncuran Klub SAHARA diawali dengan pementasan drama “Penyair Merah Putih” yang diadobsi dari novel dengan judul sama karya Mardhiyan Novita MZ. Novel itu ditulis ketika Mardhiyan masih berstatus pelajar di MAN Koto Baru dan bergiat di Sanggar Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail.

Pada kesempatan itu, juga diadakan Talkshow Kepenulisan dengan dua orang narasumber, yaitu Muhammad Subhan (Penulis & Pegiat Forum Aktif Menulis Indonesia) dan Dra. Lili Asnita (Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 4 Bukittinggi sekaligus Instruktur Sanggar Sastra Rumah Puisi).

Menurut Muhammad Subhan, kesuksesan Andrea Hirata lewat novel “Laskar Pelangi” yang kemudian melejitkan nama Belitong patut ditiru generasi muda Pariaman.

Dia juga mengapresiasi Pemerintah Kota Pariaman yang mendukung kegiatan-kegiatan kepenulisan generasi muda di kota itu.

“Karya sastra bisa menjadi media promosi sebuah kota. Dan, hari ini pengarang-pengarang muda Pariaman sedang berjuang mengharumkan nama kotanya. Ini patut kita dukung,” ujar Muhammad Subhan yang dikenal sebagai motivator kepenulisan dan redaktur sastra di salah satu koran harian terbitan Sumatera Barat. (rel/choir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.