Lestarikan, Ini 4 Permainan Anak Tradisional dari Kalimantan Timur

Avatar of PortalMadura.com
Lestarikan, Ini 4 Permainan Anak Tradisional dari Kalimantan Timur
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Saat ini nama Kalimantan Timur sering diperbincangkan hampir seluruh rakyat Indonesia. Karena daerah ini menjadi salah satu calon ibu kota Republik Indonesia. Selain kaya akan sumber daya alam, kebudayaan Kalimantan Timur juga beragam. Salah satunya yaitu warisan budaya yang berupa permainan tradisional.

Salah satu festival tahunan yang menampilkan permainan tradisional yaitu Erau Adat Kutai & International Folk Art Festival. Di festival ini permainan-permainan tradisional ditampilkan. Berikut beberapa permainan tradisional yang masih dilestarikan di Kalimantan Timur. Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com, Sabtu (24/8/2019) dari laman haibunda.com yang mengutip dari berbagai sumber.

Pindah Bintang

Pindah bintang merupakan nama permainan dari Kalimantan Timur. Permainan ini tidak hanya dimainkan oleh anak-anak saja, tapi juga remaja dan dewasa. Tidak hanya ada di Indonesia, permainan ini juga tercatat dalam daftar permainan di negara-negara Barat. Diperkirakan permainan ini dibawa ke tanah Melayu pada masa kolonial. Demikian dikutip dari laman Beautiful Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang.

Dinamakan pindah bintang karena terinspirasi dari gerak bintang langit yang berkelap-kelip, seakan-akan bintang itu bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Jumlah orang tidak terbatas, namun seringkali dimainkan 5 sampai 7 orang.

Cara bermainnya, peserta melakukan hompimpah, lalu yang kalah tidak punya tempat pijakan. Peserta yang kalah tidak diperbolehkan mendorong peserta yang lain secara paksa dalam usahanya merebut tempat pijakan. Ketika permainan berlangsung terjadi pertukaran tempat, para peserta harus menunggu aba-aba terlebih dahulu sebelum melakukan pertukaran tempat pijakan. Peserta yang kalah hompipah bisa merebut tempat saat pertukaran.

Balogo

Salah satu jenis permainan unik dari Kutai yaitu balogo. Perangkat utama dari permainan ini adalah kepingan berbentuk segi lima yang disebut logo. Kepingan logo terbuat dari batok kelapa yang diamplas di kedua sisinya. Logo ini dimainkan dengan cara dicungkil menggunakan sebuah tongkat yang disebut campak.

Balogo dimainkan secara berkelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari tiga orang dan harus menjatuhkan tiga buah target. Targetnya yaitu kepingan logo yang diletakkan secara vertikal di tiga titik berderetan dari titik awal. Jarak antar target adalah 8 meter dengan lebar lintasan kurang lebih 3 meter. Oleh karena itu, arena permainan belogo minimal membutuhkan ruang seluas 30 x 3 meter.

Setiap orang dalam kelompok bertugas menjatuhkan sebuah target yang berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap orang memiliki dua kali kesempatan untuk mencungkil logo yang digunakannya, sehingga tiap tim hanya memiliki enam kali kesempatan. Jika target yang menjadi tugasnya telah berhasil dijatuhkan pada pukulan pertama, seorang pemain dapat menggunakan pukulan keduanya untuk menjatuhkan sasaran berikutnya.

Baca Juga: 121 Kepsek SD Jadi Target Pemeriksaan Penyidik Dugaan Korupsi Diknas Sampang

Belincar

Belincar merupakan permainan dengan melontarkan benda pipih ke arah sasaran atau taruhan yang biasanya berupa daun-daunan, kertas bekas bungkus rokok. Permainan ini dahulunya dimainkan oleh anak-anak pedesaan. Akan tetapi seiring dengan perkembangannya permainan tradisional Kaltim ini juga banyak dimainkan oleh masyarakat perkotaan.

Peraturan permainannya cukup mudah yaitu dengan melontarkan sebuah kebot (sebuah alat untuk melontarkan ke objek sasaran) menuju kepada utan yang telah berada di dalam garis kotak ataupun lingkaran. Apabila seseorang berhasil mengeluarkannya dalam jumlah yang lebih banyak daripada lawannya, ialah yang akan menjadi pemenangnnya. Demikian dikutip dari Jelajah Samboja.

Begasing

Permainan begasing diikuti oleh dua orang pemain. Dilansir Dinas Komunikasi dan Informatika Kalimantan Timur, permainan adu gasing ini menamakan yang menang dengan sebutan raja, sedangkan yang kalah disebut ulun atau pembantu. Adu gasing silih berganti, pemain pertama memainkan gasing dan pemain kedua mengadu gasing, pemenang adalah yang lama putaran gasingnya.

Pemenang yang gasingnya paling lama langsung diadu lagi oleh pemain ketiga. Pemain terlama inilah yang dapat julukan raja. Permainan berulang seperti sebelumnya, pemenang atau raja ditentukan setelah 10 menit permainan.

**) Ikuti berita terbaru PortalMadura.com di WhatsApp, Telegram Google News klik Link Ini dan jangan lupa Follow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.