Manfaat Terapkan Pola Asuh Panda pada Anak

Avatar of PortalMadura.com
Manfaat Terapkan Pola Asuh Panda pada Anak
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Seiring dengan perubahan generasi dan perkembangan zaman yang semakin pesat, selalu saja melahirkan pola asuh yang baru. Jika sebelumnya mungkin sering terdengar pola asuh helikopter, kini muncul istilah baru dengan gaya pengasuhan panda.

Apa itu ?. Gaya pengasuhan ini cocok untuk para orang tua di zaman modern. Di mana orang tua mendidik anak-anaknya dengan cara yang lembut dan tidak memaksakan anak mengikuti kemauan orang tua.

Jika biasanya banyak orang tua yang berambisi untuk menjadikan anaknya menjadi sukses dan kaya, pola asuh ini justru lebih santai dalam mendidik anak. Dengan kata lain, orang tua tidak memaksa anak melakukan sesuatu.

Sebagaimana menurut penulis Esther Wojcicki yang menciptakan istilah ini. Pola asuh panda menggunakan pendekatan lepas tangan dalam mengasuh anak-anak. Jadi, orang tua membimbing anaknya dengan lembut.

“Metode ini bertujuan untuk membimbing dan mendukung anak-anak untuk menumbuhkan kemandirian dan rasa tanggung jawab, ketimbang mengatur anak-anak dengan memberi hambatan seperti gaya pengasuhan helikopter,” kata Wojcicki.

Psikolog klinis Dr.Sarah Hughes, juga mengatakan, gaya mengasuh panda bisa meningkatkan harga diri anak dan juga membangun kepercayaan diri. Namun, seperti halnya metode apa pun, kepribadian anak perlu dipertimbangkan.

Dengan kata lain, orang tua panda lebih menitikberatkan pada bagaimana cara membantu anak agar lebih mandiri. Tapi di samping itu ia tetap menyemangati anak untuk mengembangkan sikap bertanggung jawab.

“Beberapa anak mungkin tidak bisa mengatasi gaya pengasuhan panda, dan membutuhkan tingkat intervensi yang lebih tinggi dari orang tuanya,” kata Hughes mengutip dari Raisevegan.

Sebelumnya psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, juga pernah mengatakan gaya pengasuhan harus disesuaikan dengan profil anak. Karena enggak semua anak sama dan enggak semua anak butuh pendekatan yang sama.

Setiap anak memiliki profil atau kepribadian yang berbeda-beda. Jadi, orang tua perlu menerapkan pola pengasuhan yang berbeda pula agar sesuai dengan kemampuannya dan tidak salah mendidik anak.

Baca Juga : 5 Perilaku Anak yang Jadi Tanda Pola Asuh Orang Tua Sudah Baik

Selain profil anak, lihat juga tahap usia anak. Usia 2-3 tahun adalah masa bermain. Tentu membimbing anak usia 2-3 tahun beda dengan membimbing anak usia 6-12 tahun. Jadi, ada tingkatan-tingkatan usianya.

“Usia 2-3 tahun mengembangkan konsep diri tentang keakuan yang belum utuh. Anak mulai mengeksplorasi lingkungannya. Kemudian usia 4-5 tahun mengembangkan eksplorasinya atau pendalaman. Di usia 6-12 tahun mulai berpikir bahwa prestasi dan teman itu penting. Makanya ada anak yang mulai naksir-naksiran,” katanya, dilansir Haibunda.com yang dikutip dari laman detikcom.

Sebenarnya orang tua dengan gaya didikan ini tidak malas. Yang mereka lakukan hanyalah memberikan pegangan pada anak agar mereka bisa pergi dengan bebas. Mereka hanya memberikan bantuan pada anak ketika dibutuhkan.

Namun di balik sikapnya yang santai itu orang tua panda lebih tahu kapan ia harus memberikan pelukan atau kasih sayang pada anak dan waktunya mengeluarkan cakaran. Intinya, mereka serius tapi tetap santai saat mengasuh anak.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.