Mengenal Istidraj yang Bisa Menjerumuskan ke Dosa Besar

Avatar of PortalMadura.com
Mengenal-Istidraj-yang-Bisa-Menjerumuskan-ke-Dosa-Besar
Ilustrasi (alfahmu.id)

PortalMadura.Com – Dalam kehidupan sehari-hari, Anda tentu pasti bertemu dengan seseorang yang kehidupannya begitu mewah dan harta yang berlimpah, namun ia lalai dalam beribadah kepada Allah SWT. Sebagai manusia, wajar tentunya jika kemudian Anda bertanya-tanya kenapa bisa demikian?.

Dalam ajaran agama Islam, kenikmatan dunia itu disebut dengan . Sebagaimana diketahui, Allah SWT memberikan rezeki, kebahagiaan dan kenikmatan dunia itu kepada siapa saja yang dikehendaki. Adapun kenikmatan yang diterima itu tidak selamanya baik untuk seseorang, bisa jadi hal tersebut peringatan akan azab Allah jika diberikan kepada orang yang sering lalai akan ibadah.

Dilansir PortalMadura.Com, Kamis (10/3/2022) dari laman Okezone.com, Uztaz Muhammad Erfin Beddu mengatakan istidraj merupakan sebuah kenikmatan yang berupa hukuman. Ya, istidraj ini bagaikan tipuan berupa kenikmatan duniawi yang membuat seseorang lupa diri dan terus bermaksiat karena merasa terus-menerus diberikan anugerah oleh Allah SWT.

Pasalnya, Allah Subhanahu wa ta'ala memang memberikan begitu banyak rezeki, kebahagiaan, serta kenikmatan dunia yang melimpah kepada orang tersebut. Padahal, sebenarnya kenikmatan itu adalah peringatan azab Allah Ta'ala kepada hamba-Nya, namun mereka tidak menyadarinya.

“Kantor yang besar, istri yang besar. Kadang-kadang dia lalai mengingat Allah Subhanahu wa ta'ala. Inilah yang dikatakan dengan istilah istidraj,” kata Ustadz Muhammad Erfin Beddu.

Sebagaimana dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda: “Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj.” (HR Ahmad)

Lebih lanjut ia mengimbau kaum Muslimin untuk tidak tertipu dengan kenikmatan duniawi. Cara membedakannya cukup mudah, jika nikmat itu mendekatkan umat Islam kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, maka kenikmatan itu adalah sebuah anugerah.

Sebaliknya, jika nikmat yang Allah Subhanahu wa ta'ala berikan itu justru menjauhkan kaum Muslimin dari Allah Subhanahu wa ta'ala, maka berhati-hatilah. Ustadz Muhammad Erfin Beddu mengatakan bahwa kenikmatan itu tipuan belaka, yakni istidraj.

“Ketika nikmat itu mendekatkan kita kepada Allah, itu anugerah. Tapi manakala nikmat yang Allah berikan, kesenangan yang Allah berikan, justru menjauhkan kita kepada Allah, hati-hati itu istidraj,” tandasnya. Wallahu'alam bissawab.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.