Miliki Pahala Luar Biasa Besar, Lakukan 3 Amalan Ini di Malam Nisfu Syaban

Avatar of PortalMadura.com

PortalMadura.Com – Masuk bulan Syaban 1443H ada satu momen yang memiliki banyak keutamaan yaitu malam nisfu Syaban. Di malam pengampunan dosa ini semua buku amal ibadah manusia ditutup dan diganti dengan lembaran baru. Oleh karena itu, sebagai umat muslim perlu tahu amalan apa saja yang bisa menjadi ladang pahala di malam nisfu Syaban.

Ada beberapa amalan malam nisfu Syaban yang memiliki pahala luar biasa besar. Apa saja? Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com dari laman okezone.com yang dikutip dari beberapa sumber, berikut ini penjelasannya:

Memperbanyak Baca Alquran

Salamah bin Kahil berkata: “Dahulu bulan Syaban disebut pula dengan bulan membaca Alquran.”

Abu Bakr Al Balkhi berkata: “Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Syaban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadan saatnya menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al Islam Sual wa Jawab Nomor 92748)

Memperbanyak Istigfar

Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia dengan kesehariannya yang bergelimang dosa. Namun kendati manusia berdosa, Allah SAW senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Oleh karena itu, meminta ampunan dengan cara beristigfar sangat dianjurkan terlebih lagi di malam Nisfu Syaban.

Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan: “Istigfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Syaban dan malam pertengahannya. Istigfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran dan hadis. Pada bulan Syaban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.”

Memperbanyak Salawat Kepada Nabi

Bulan Syaban bisa diisi dengan memperbanyak salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap bersalawat sekali kepada Nabi Muhammad, salawat itu akan dibalas sepuluh kali.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang bersalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR Muslim Nomor 408)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa siapa saja yang sekali saja bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW, maka Allah SWT akan membalas salawatnya sebanyak sepuluh kali.

Maksudnya kata Al Qadhi ‘Iyadh, sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (4: 116), hal yang dimaksud yaitu Allah SWT akan memberikan ia rahmat dan akan dilipatgandakan karena setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh yang semisal.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala yang artinya: “Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.” (QS Al An’am: 160)

Allah SWT sendiri telah memerintahkan hamba-Nya bersalawat kepada Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al Ahzab: 56)

Imam Al Bukhari menyatakan bahwa Abul ‘Aliyah berkata, salawat dari Allah SWT untuk Rasulullah SAW maksudnya dalah sanjungan Allah SWT di sisi malaikat. Salawat dari malaikat untuk Nabi maksudnya adalah doa.

Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan maksud ayat: “Sesungguhnya Allah SWT mengabarkan pada hamba-Nya mengenai kedudukan Nabi Muhammad sebagai hamba dan Nabi Allah di tempat yang tertinggi. Malaikat terdekat akan terus menyanjung beliau. Para malaikat juga mendoakan Beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam. Begitu pula Allah SWT memerintahkan pada makhluk yang berada di bumi untuk mengucapkan salawat dan salam kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam. Jadinya, makhluk di langit dan di bumi semuanya menyanjung Beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 225)

Sementara itu dikutip dari Rumaysho, dalam hadis dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam, beliau bersabda: “Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

Al Mundziri dalam At-Targhib setelah menyebutkan hadis ini, beliau mengatakan, “Dikeluarkan oleh At-Thobroni dalam Al Awsath dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya dan juga oleh Al-Baihaqi. Ibnu Majah pun mengeluarkan hadis dengan lafaz yang sama dari hadis Abu Musa Al-Asy’ari. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi mengeluarkan yang semisal dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang tidak mengapa.”

Demikian perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi lantas mengatakan, “Pada sanad hadis Abu Musa Al-Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat Lahi’ah dan ia adalah perawi yang dinilai dha’if.”

Hadis lainnya lagi adalah dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.”

Al Mundziri mengatakan: “Hadis ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada perawi yang diberi penilaian negatif atau di-jarh, namun hadisnya masih dicatat).” Berarti hadis ini bermasalah.

Wallahu a’lam bishawab.

**) Ikuti berita terbaru PortalMadura.com di WhatsApp, Telegram Google News klik Link Ini dan jangan lupa Follow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.