Modus Kecurangan Terstruktur, Sistematis dan Massif dalam Pilpres 2014 Semakin Terungkap

Avatar of PortalMadura.Com
Ilustrasi
Ilustrasi

PortalMadura.Com, Jakarta – Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman mengatakan, ada beberapa hal yang menarik dalam persidangan di pada hari ini mengenai pemilihan di Papua yang semakin mendekatkan kepada dugaan adanya kecurangan yang terstruktur, massif, dan sistematis.

Pertama, permasalahan petugas KPU yang tidak menindaklanjuti rekomendasi dari panwaslu untuk melakukan rekapitulasi. Kejadian ini hampir sama dengan yang terjadi di DKI Jakarta yang pada saat itu tidak menindaklanjuti rekomendasi dari bawaslu.

Kedua, pemilihan di papua banyak pihak yang mempertanyakan tidak terjadinya pemungutan suara sebagai semestinya. Meski di Papua sendiri ada beberapa cara yang digunakan dalam memilih, akan tetapi pada saat pencoblosan hal itu tidak dilakukan sehingga proses pemilu di Papua diragukan hasilnya.

Ketiga, Adanya keterangan saksi yang mengatakan adanya intimidasi dari pihak keamanan dan pejabat setempat. Meski dugaan tersebut masih memerlukan waktu untuk pembuktiannya, namun jika dikaitkan dengan berbagai dugaan yang dituduhkan maka semakin menguatkan tuduhan terjadinya kecurangan dalam pemilihan presiden 2014 di Papua.

22 Agustus akan menjadi hari dimana segala sengketa pilpres akan diputus secara berbarengan oleh Mahkamah Konstitusi dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).  “Seluruh rakyat Indonesia akan menjadi saksi kebenaran apakah benar dalam pemilihan Presiden 2014 telah terjadi kecurangan yang struktur, massif, dan sistematis,  yang jelas0 pemilihan kali ini akan menjadi pelajaran berharga bagaimana Demokrasi di Indonesia kedepannya.” Tutup Jajat dalam rilisnya yang diterima Redaksi PortalMadura.Com, Kamis (14/8/2014).(rls/htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.