Mohamad Dahri, Berwirausaha sambil Membangun Desa

Avatar of PortalMadura.com
Mohamad Dahri, Berwirausaha sambil Membangun Desa
Nur Farida dan Mohamad Dahri memperkenalkan kripik jagung Tatochis kepada Bupati Bangkalan R. Abdul Latief Amin Imron (bercaping) di acara panen raya jagung di Desa Duko Tambin, Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan, 4 November 2019 (Foto: Istimewa)

Semangat, usaha, kejelian serta kegigihan pria satu ini patut mendapat apresiasi. Dari tanaman jagung yang tumbuh subur di desanya, tercipta produk olahan yang menambah daftar jenis camilan di . Meski tergolong usaha rumahan, perlahan namun pasti jerih payahnya merintis usaha kini membuahkan hasil.

PortalMadura.Com, Bangkalan – Ditakdirkan besar dan tumbuh dalam balutan suasana pedesaan, Mohamad Dahri (30), tentunya akrab dengan lingkungan sekitar. Termasuk jenis tanaman yang tumbuh di sekitar kediamannya, Dusun Babadan, Desa Soket Dajah, Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Jagung adalah hasil alam yang identik dengan Kecamatan Tragah. Tanaman yang masuk golongan biji-bijian ini menjadi salah satu komoditas yang mampu mendongkrak pendapatan penduduk kecamatan yang menaungi 18 desa tersebut. Jenis yang ditanam meliputi jagung lokal Duko Tambin yang dikenal dengan sebutan Kretek Tambin. Ada pula jagung varietas M3, (sebelumnya M1 dan M2), hasil inovasi dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM). M3 adalah singkatan dari Madura 3.

Ini terbukti pada awal bulan ini, tepatnya 4 November 2019, berlangsung panen raya jagung yang berlokasi di Desa Duko Tambin, Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan. Hadir dalam acara tersebut Bupati Bangkalan, R. Abdul Latief Amin Imron, Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM), H. Muh. Syarif. M. Si, serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo.

“Jagung lah yang menggerakkan pemikiran saya untuk berbuat sesuatu. Saat panen tiba, saya melihat hasil panen berpindah tangan lewat transaksi jual-beli. Tak lebih dari itu. Ada yang langsung dibeli saat panen, ada pula yang dijual ke pasar,” cetus Dahri.

Kenyataan inilah yang membuat Dahri kemudian tergerak untuk menambah nilai guna jagung, utamanya varietas jagung lokal. Sebagai pemuda desa, hati kecilnya seolah berkata kalau jiwa dan raganya tak boleh jauh dari desa. Ia pun mengusung tekad untuk ikut membangun desa dengan caranya sendiri.

Dari warung …

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.