PortalMadura.Com, Sumenep – Kondisi ekonomi masyarakat Madura masih diselimuti kemiskinan yang melanda empat kabupaten yang ada, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Merujuk pada hasil Kajian Ekonomi Regional (KER) Jawa Timur (Jatim) dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, selama 2013-2015, Madura merupakan daerah termiskin di Jatim dengan rata-rata sebesar 21,86%.
Angka itu jauh lebih tinggi diatas rata-rata kemiskinan nasional yang mencapai 11,19%. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, persentase tingkat kemiskinan absolut di Jatim pada 2012 dan 2014 masing-masing sebesar 13,08% dan 12,28%.
Ketua Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Prof. Dr. Muliaman Darmansyah Hadad, Senin (29/1/2018) di Sumenep, mengemukakan, sektor pariwisata dapat dijadikan lokomotif membangun Madura untuk kesejehteraan masyarakatnya.
“Pintu masuknya bisa dimulai dari sektor pariwisata, nanti akan berkembang pada sektor ekonomi lainnya. Wisata itu jadikan lokomotif untuk membangun Madura demi kesejehteraan masyarakat,” katanya saat menghadiri pelantikan ISEI Madura di Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep.
Menurutnya, Madura mempunyai potensi yang luar biasa, keindahan alamnya maupun wisata religinya. “Wisata religi banyak di Madura, ini harus dikelola secara kreatif dengan menggunakan fasilitas teknologi. Manfaatkan potensi komunitas dan pemuda di zaman now ini,” ujarnya.
Dikatakan, sektor pariwisata yang bernuansa Islami sudah dibicarakan oleh 56 negara di dunia. Keinginan untuk menciptakan turis bisa berkunjung dan menikmati nilai-nilai Islam bukan hal baru, dan sudah ada negara yang memulai menyajikan dan gencar menawarkan.
“Kita perlu berperan disini dengan potensi Madura yang dimiliki. Saat ini, justru yang memulai dan banyak menawarkan wisata Islami yang dikenal dengan sebutan wisata halal justru negara Korea, Jepang dan negara Thailand,” ungkapnya.
Hadirnya program Visit Sumenep 2018 dinilai sudah bagus. Namun, pria yang sebentar lagi akan bertugas sebagai Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Swiss ini menekankan agar dilakukan dengan serius.
“Jangan hanya asal ada seperti daerah lain. Kita perlu bekerja keras dan keras. Viralkan melalui teknologi apa yang kita punya. Manfaatkan media sosial. Madura sebernanya sudah memiliki semua potensi. Tinggal kita tanyakan pada diri kita sendiri, mau diapakan,” ucapnya.
Dengan fasilitas Bandara Trunojoyo yang ada di wilayah Sumenep justru suatu kelebihan Madura yang harus dikelola dengan baik dan ditambah dengan keberadaan jembatan Surabaya-Madura (Suramadu).
“Contohnya Banyuwangi, bagaimana susahnya agar memiliki bandara yang melayani Surabaya-Banyuwangi. Saat kran trasportasi udara dibuka, luar biasa perkembangan sektor pariwisata Banyuwangi,” ujarnya.
Yang terpenting, katanya, ciptakan situasi aman dan nyaman yang oreintasinya pada pengalaman yang menarik. “Jangan sampai mereka yang bekunjung mempunyai pengalaman tidak baik dan tidak aman,” jelasnya.
Ia menjelaskan, bahwa kondisi saat ini, baik antar daerah maupun antar negara bersaing bagaimana agar investasi itu bisa masuk. Jika tidak aman dan tidak nyaman maka sulit investor akan masuk.
Sehubungan dengan pengelolaan pariwisata, ia mengibaratkan seperti sebuah bisnis. “Kalau bisnisnya biasa-biasa saja, maka bisnisnya akan tertinggal dengan pendatang baru yang menggunakan kecanggihan teknologi dan kita akan diseruduk. Ini sangat berisiko,” tandasnya.
“Bekerja baik tidak cukup. Tapi harus bekerja keras yang baik dan terus bekerja keras serta kreatif yang ditopang dengan penggunaan kecanggihan teknologi di zaman now ini. Itu semua tentu untuk kesejehteraan masyarakat Madura,” pungkasnya.
ISEI Madura Dilantik
Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Madura telah dilantik. Rektor Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Dr. Hj. Alwiyah, SE, MM didaulat sebagai ketua.
Atas pelantikan pengurus ISEI Madura, Muliaman Darmansyah Hadad menitip agar ISEI Madura bisa bekerjasama dengan baik bersama empat pemerintahan kabupaten di Madura.
“Bantu semua pemerintah daerah di Madura. Dengarkan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Kami, ISEI Pusat akan membantu tenaga dari para ahli pemikir, para pakar yang ahli dibidangnya,” janji Muliaman Darmansyah Hadad.
Sementara, Ketua ISEI Madura, Alwiyah mengemukakan, sektor pariwisata sudah masuk dalam program kerja ISEI Madura. “Kita memang perlu duduk bersama dan mendengarkan terlebih dahulu. Baru beranjak pada penelitian dan aplikasi program,” katanya.
Dijelaskan, diinternal ISEI Madura juga ada Focus Group Discussion (FGD). Forum ini yang akan menampung semua persoalan yang terjadi di Madura. “Tempatnya, bisa saja di Sampang, atau kabupaten lain. Ini dilakukan secaara bergiliran di Madura,” katanya.
Baca : Pagi Ini, Dubes RI untuk Swiss Hadir di Unija Sumenep
Ia yakin, keberadaan ISEI Madura akan berdampak positif pada perkembangan pembangunan di Madura. Sebab, para pengurus ISEI Madura melibatkan banyak unsur, seperti perguruan tinggi, birokrasi, perbank-an, dan lain-lain dari 4 kabupaten di Madura..(Hartono)