Muslim Wajib Tahu, Ini Pentingnya Makanan Yang Halal dan Thayyib Untuk Kesehatan

Avatar of PortalMadura.Com
Muslim Wajib Tahu, Ini Pentingnya Makanan Yang Halal dan Thayyib Untuk Kesehatan
ilustrasi

PortalMadura.Com – Allah memerintahkan kita untuk mengonsumsi yang bukan cuma halal, tapi juga baik (Halalan Thoyyiban). Hal ini agar tidak membahayakan tubuh kita. Bahkan, perintah ini disejajarkan dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang sangat tegas dan jelas.

Sebagaimana firman Allah: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi,” (QS.al-Baqarah : 168).

Namun saat ini, tidak sedikit orang yang mencari harta tapi tidak mengindahkan halal dan haramnya. Yang halal pun terkadang tidak diproduk dengan baik. Dalam arti, memproduksi makanan yang tidak bermutu dan bergizi. Bahkan, makanan dengan kandungan bahan-bahan kimiawi yang membahayakan atau menjual makanan kadaluarsa dengan kemasan yang menarik dijual. Semuanya demi meraup keuntungan sebesar-besarnya, walaupun membahayakan orang lain.

Inilah zaman, sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah: “Akan tiba suatu zaman di mana orang tidak peduli lagi terhadap harta yang diperoleh, apakah ia halal atau haram,” (HR Bukhari).

Dalam Islam, ada etika untuk memproduksi dan tidak sembarang mengonsumsi makanan. Semua ini diatur agar manusia menjadi sehat, baik jasmani maupun rohani. Agama Islam tidak hanya mengatur tata cara ritual peribadatan. Akan tetapi, aspek-aspek yang mendukung beribadah juga diatur, seperti . Rasulullah juga menganjurkan untuk menjaga kondisi tubuh, agar bisa menunaikan ibadah dengan sempurna.

Rasulullah pernah menyuruh Abbas untuk berdoa memohon kesehatan. “Wahai Abbas, mohonlah kepada Allah SWT untuk kesehatanmu di dunia ini dan di akhirat nanti,” (HR. Tirmidzi).

Anjuran Rasulullah menjaga kesehatan itu salah satu di antaranya adalah menjaga perut dari hal-hal yang menimbulkan penyakit.

Diriwayatkan, Rasulullah pernah menggambarkan: “Tidak ada bejana yang lebih buruk yang diisi oleh manusia melainkan perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa kerat makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika terpaksa, maka ia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga lagi dengan minuman, dan sepertiga sisanya untuk nafas,” (HR.Ahmad dan Tirmidzi).

Hadis di atas memberi pelajaran bahwa kita tidak boleh sembarangan mengonsumsi makanan. Ada aturan dan batasan-batasan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Hal itu agar terjadi stabilitas dan harmonisasi antara tubuh dan jiwa manusia. Sehingga ia menjadi orang yang kuat, tidak hanya kuat jasmani tapi rohaninya juga tangguh. Bahkan, Rasulullah cukup piawai dalam ilmu pengobatan dan penjegahan penyakit.

Allah SWT memerintahkan untuk tidak memakan-makanan haram sebab itu membahayakan jasmani dan rohani. Tidak hanya itu, untuk penjagaan tersebut, Allah SWT juga memerintahkan untuk tidak sekedar memilih makanan, akan tetapi pilihlah makanan yang baik-baik.

Makanan yang halal dan thoyyib, adalah dalam rangka menjaga jasmani dan rohani. Penjagaan jasmani dengan memilih yang thoyyib. Artinya, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan mempunyai fungsi yang baik untuk kesehatan tubuh.

Allah SWT berfirman: “Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia,” (QS. Thaaha:81).

Maka dari itu, orang yang mamakan-makanan haram sesungguhnya termasuk orang yang berlebih-lebihan. Orang yang mengonsumsi makanan secara berlebihan tentu tidak baik untuk kesehatan. (hidayatullah.com/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.