Orang Tua, Jangan Lakukan 7 Kesalahan Ini Untuk Disiplinkan Anak

Avatar of PortalMadura.com
Orang Tua, Jangan Lakukan 7 Kesalahan Ini Untuk Disiplinkan Anak
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Semua orang tua pasti ingin anaknya disiplin dan sukses. Hal itu bisa dilakukan dengan ketelatenan dan pembiasaan pada anak. Namun, itu tidak mudah dilakukan, apalagi dimasa pertumbuhan. Dimana anak selalu ingin mencoba sesuatu yang baru ia ketahui.

Disinilah peran orang tua dibutuhkan untuk mendisiplinkan anak agar tidak melewati batas. Namun biasanya, ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua untuk mendisplinkan anak. Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com, Kamis (11/12/2019) dari laman okezone.com yang dikutip dari Asiaone.

Berikut beberapa kesalahan orang tua baru saat mendisiplinkan anak:

Reaksi yang Berlebihan

Terkadang reaksi terbaik saat anak melakukan tindakan yang tidak seharusnya yaitu dengan tidak meresponnya sama sekali. Hindari bereaksi berlebihan untuk setiap tingkah laku anak, kalau tidak Anda akan seharian penuh hanya berkonfrontasi dengan anak.

Kurang Menjelaskan

Anak biasanya akan mematuhi aturan jika ia mengerti apa tujuan dari aturan tersebut. Jadi sebaiknya jangan cuma larang anak, tapi jelaskan dengan detail mengapa tindakan tersebut tidak boleh ia lakukan. “Jangan ke situ, karena berbahaya jadi kamu bisa saja jatuh” , “Kalau kamu membereskan mainanmu setelah dipakai, hal itu membuat Ibu senang,”

Kebablasan Menggunakan “Hukuman”

Gampang memang menggunakan hukuman pada anak, tapi semakin sering digunakan maka akan semakin tidak efektif. Pastikan hukuman yang diterapkan juga bersifat adil.

Baca Juga: Pemilik Lahan Hancurkan Pembangunan Pasar Tradisional Batuan, Sumenep

Ancaman Kosong

Jangan gunakan ancaman yang tidak bisa Anda lakukan sebagai orangtua. Contohnya, mengancam membuang mainan anak saat ia sedang tidak patuh atau nakal. Intinya jangan berucap ancaman yang tidak realistis, sebab anak lama kelamaan akan menganggap Anda sebagai orangtua tidak serius. Alhasil, anak jadi tidak ragu untuk mengulangi kenakalannya lagi karena ancaman itu kosong, tidak benar-benar terjadi.

Mengomel Terus-terusan

Sebagai orangtua sejatinya Anda harus menahan diri dan mengontrol emosi. Tidak ada gunanya mengomeli anak sepanjang hari. Jika iya, berhentilah dan coba pikirkan cara Anda untuk mendekati anak.

Pemerasan

Seringkali orangtua “menjanjikan sesuatu” jika anak berlaku baik menuruti semua keinginan orangtua. Jika terus-terusan begini, anak balita Anda akan mulai mengharap atau bahkan meminta reward atas segala hal yang ia lakukan.

Mengkritik Anak

Tegur anak karena perlakuan nakalnya, bukan fokus pada sosok pribadi anak. Contohnya, “Kamu sangat nakal memukul teman sendiri saat bermain bersama,”. Alih-alih berkata demikian, yang lebih baik untuk diucapkan adalah misalnya, “Ibu sangat marah ketika kamu memukul temanmu sendiri, karena biasanya kamu adalah anak yang baik dan perhatian,”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.