PortalMadura.Com – Mempunyai anak remaja tentu akan membuat orang tua sedikit khawatir, salah satunya tentang masalah ‘seks’. Apalagi ditunjang dengan mudahnya akses media sosial yang jika tidak digunakan positif maka akan berdampak buruk. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan pemahaman tentang ‘seks’ pada anak mulai dini.
Selain itu, anak juga diarahkan untuk melakukan berbagai aktivitas sehingga lupa atau tidak punya kesempatan untuk memikirkan hal itu. Pada beberapa kasus terkadang ada orang tua yang mengetahui anaknya sedang masturbasi. Lantas apa yang perlu dilakukan orang tua?
Pada saat itulah, peran orang tua sangat penting dalam menjelaskan fakta sebenarnya tentang masturbasi sehingga anak tidak salah kaprah. Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com, Sabtu (9/11/2019) dari laman haibunda.com yang dikutip dari beberapa sumber. Berikut yang perlu orang tua lakukan ketika remaja ketahuan masturbasi:
1. Menyampaikan ke anak meski memiliki dorongan seksual tertentu sebagai efek dari bekerjanya hormon seksual, mereka tidak harus selalu menyalurkannya dalam aktivitas bercinta. Anak bisa mengalihkan keinginan itu dalam bentuk aktivitas lain.
2. Bantu dorong anak banyak melakukan kegiatan positif dan produktif pengisi waktu luang agar bisa mengalihkan pikiran atau keinginan ‘seks’nya. Seperti melakukan olahraga atau melakukan hal terkait kesenian.
Baca Juga: KH Unais Ali Hisyam Kembalikan Formulir Bacabup ke PKB
3. Untuk mengurangi gairah bercinta yang menggebu-gebu, tuntun remaja menghindari dirinya berada sendiri di dalam kamar. Dalam kondisi sendirian, bukan tidak mungkin anak bisa membaca bacaan porno atau membuka akses porno.
Sementara itu, dalam buku berjudul 1001 Cara Bicara Orang Tua dengan Remaja dari BKKBN dan John Hopkins Center for Communication Programs disebutkan orang tua perlu menjelaskan ketika anak bermasturbasi. Ya, orang tua sebaiknya berdiskusi setelah menenangkan diri.
Orang tua bisa menjelaskan ke anak bahwa mereka memiliki tugas mengendalikan hasrat seksualnya karena adanya norma, baik norma agama maupun kepantasan. Kemudian, ketertarikan remaja dengan lawan jenisnya perlu diolah agar perilaku anak tepat.