Memberi Nafkah dan Makanan Halal
Memberi nafkah hanya dengan harta yang baik dan dari mata pencaharian yang halal adalah kewajiban seorang ayah. Berdasarkan sabda Rasulullah: “Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya apa yang ia kerjakan dengannya, tentang hartanya dari mana ia mendapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan tentang tubuhnya untuk apa ia pergunakan,” (HR. Turmudzi).
Makanan yang diberikan kepada anak-anak hendaknya makanan yang halal. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah kepada Sa'ad Bin Abi Waqhas: “Baguskanlah makananmu, niscaya doamu akan dikabulkan.”
Oleh Karena itu, anak dibiasakan untuk mengonsumsi makanan yang halal, mencari penghasilan yang halal dan membelanjakan kepada yang halal. Sehingga ia tumbuh dalam sikap sederhana dan pertengahan, terjauh dari sikap boros dan pelit.
Menikahkan Anak dengan Calon Suami atau Istri yang Baik
Bila anak Anda telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tidak perlu menunggu memasuki usia senja.
Jika muncul rasa kuatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat keluarga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya.
Sebagaimana firman-Nya: “Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui,” (QS. An-Nur: 32). (islampos.com/Sallimah)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
