Surabaya – Meski telah dilakukan deklarasi penutupan lokalisasi Dolly yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya pada Rabu (18/06) kemarin di Islamic Center, namun lokalisasi terbesar se Asia Tenggara itu masih tetap dibuka.
Tarif pun masih sama dengan waktu sebelumnya yaitu antara Rp90 ribu hingga Rp125 ribu
Tampaknya, para pemilik wisma masih menghiraukan himbauan tertulis Pemkot Surabaya untuk penutupan Dolly. Pantauan dilokasi pada Jumat (20/06/2014) malam. Lokalisasi yang terletak di kelurahan Putat Jaya itu masih beraktivitas seperti biasa.
Saat masuk dari arah utara Jl.Dukuh kupang, sekumpulan orang berpakaian preman terlihat tengah berjaga-jaga. Kondisi ini juga ternampak saat masuk ke gang dolly, para mucikari menawarkan jasa prostitusi kepada calon pelanggan seperti hari-hari biasanya.
Tak ada yang berbeda di kawasan Jarak dan Dolly. ” Kami masih tetap beraktivitas seperti biasa, ini hak asasi” Ucap beberapa pria kepada wartawan yang sedang melakukan peliputan.
Saat ditanya kalau di grebek nanti bagaimana ? ” Ya,, nanti kalau melihat ada kemungkinan gerebekan, mereka (yang berjaga–red) langsung mengabarkannya ke lokalisasi. Baik melalui sirine, maupun melalui telepon seluler. “Kami akan melawan,” ucap Wasno salah seorang mucikari.
“Saat ini buka seperti biasa, sampai ada kesepakatan nanti” Sambungnya.
Sekedar diketahui, penutupan lokalisasi dolly terus menuai pro dan kontra. Untuk menutup lokasi tersebut, Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah menggelontorkan dana sebesar Rp7,3 miliar untuk merehabilitasi wanita tuna susila.
Selain itu, Pemprov Jatim juga memberikan bantuan senilai Rp1,5 miliar, sedangkan penanganan warga terdampak serta pembangunan infrastruktur menjadi domain Pemkot Surabaya.
Pembebasan lahan pun akan dilakukan pemkot, rencananya di lahan tersebut akan dibangun bangunan enam lantai yang difungsikan sebagai sentra PKL, perpustakaan, ruang komputer dan balai RW.(deliknews/htn)