Pemerintah: 128 Warga Lombok Positif Malaria

Avatar of PortalMadura.Com
Pemerintah: 128 Warga Lombok Positif Malaria
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Sigit Priohutomo berbicara kepada wartawan di Jakarta, 17 September 2018. (Hayati Nupus - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com, – Pemerintah menyatakan terdapat 128 warga Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang positif terkena malaria.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sigit Priohutomo mengatakan 110 orang di antaranya merupakan hasil survei pemeriksaan massal (Mass Blood Survey/MBS) yang digelar Kementerian Kesehatan terhadap 3.779 orang sepanjang 26 Agustus 2018-14 September 2018.

“Sedangkan 18 penderita lainnya namun bukan peserta survei,” ujar Sigit, di Jakarta. dilaporkan Anadolu Agency, Senin (17/9/2018).

Sigit memetakan dua hal yang menjadi penyebab meningkatnya kasus malaria di Lombok. Pertama, Lombok merupakan wilayah epidemik malaria.

Kedua, tambah Sigit, ada perubahan pola perilaku masyarakat seiring bencana gempa yang terjadi.

Ada banyak pengungsi yang kekurangan air bersih, kata Sigit. Mereka mencarinya ke sumber air seperti sungai dan waduk yang justru menjadi tempat berkembangnya nyamuk anopheles, sumber malaria.

Selain itu, ujar Sigit, jumlah penderita malaria meningkat pada Agustus-September, seiring datangnya musim penghujan.

Kasubdit Malaria Direktorat Pencegahan Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan RI, Nancy Dian Anggraeni mengatakan di Lombok Barat, desa yang terjangkit malaria itu adalah Penimbung dan Meninting, Kabupaten Gunung Sari.

Kejadian bermula ketika Pemerintah menemukan dua kasus malaria di Puskemas Penimbung pada 26 Agustus 2018.

Jumlah kasus kemudian meningkat, menurut Nancy, hingga menjangkiti bayi. Oleh karena itu Bupati Lombok Barat menetapkan wilayahnya berstasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit malaria sejak 8 September 2018 lalu.

Di Indonesia, ujar Nancy, wilayah endemik malaria terutama ada di Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua dan Papua Barat.

Di NTB, ungkap Nancy, Lombok Timur, Lombok Barat dan Lombok Utara, merupakan wilayah endemis rendah penyakit malaria yang terkonsentrasi di sejumlah desa. Masih di NTB, wilayah endemis rendah malaria juga ada di Dompu, Sumbawa, dan Kabupaten Bima.

Sejauh ini, ungkap Nancy, terdapat tiga wilayah yang sudah bebas malaria di NTB yaitu Kota Mataram, Lombok Tengah dan Kota Bima. (AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.