Penampakan Rumah Pangeran Sastronegoro, Megah dan Elok di Bangkalan

Avatar of PortalMadura.Com

RA. Robiatul yang dilahirkan di rumah ini bahkan tak tahu dirinya termasuk garis keturunan keberapa dari .

Tak ada kalimat-kalimat penguat yang bisa didapat sebagai pembenaran fakta dibalik Puri Kebbhunan darinya. RA. Robiatul mengaku tak tau banyak riwayat rumah kuno tersebut.

“Mohon maaf, saya tak banyak mendengar cerita rumah ini dari para sesepuh, termasuk orang tua. Sepengetahuan saya rumah ini masih asli. Selama saya menempati tak pernah melihat adanya perbaikan. Sekarang kondisinya ya seperti yang terlihat, kurang terawat. Saya bahkan merasa malu jika ada yang berkunjung walau sekedar melihat rumah atau menerima tamu,” tuturnya kepada PortalMadura.Com, beberapa waktu lalu.

Menurut RA. Robiatul, sebenarnya ada yang bisa menjelaskan riwayat dan kisah yang terjadi di rumah kuno ini.

Orang tersebut adalah RA. Suratri (98), yang tak lain adalah neneknya. Sayangnya, kondisi sang nenek tak memungkinkan lagi untuk berkomunikasi.

Keseharian RA. Suratri hanya berbaring di kamar. Beliau sudah tak bisa lagi berbicara maupun berjalan. Terlebih keberadaan beliau yang sejak tiga bulan terakhir diboyong salah satu anaknya ke Malang, Jawa Timur.

Hal senada juga diungkapkan RP. Abdul Rachmad (73), ayah RA. Robiatul, yang kini juga tinggal di Malang.

Saat dihubungi PortalMadura.Com lewat sambungan handphone, jawaban kakek dari lima anak serta delapan cucu ini tak jauh beda.

“Apa yang saya ketahui tentang rumah itu tak jauh beda dengan yang dikatakan anak saya,” ujarnya.

RP. Abdul Rachmad mengaku pernah menempati rumah kuno tersebut selama 19 tahun (1946-1965).

Jika dilihat bentuk dan tata ruang rumah kuno Pangeran Sastronegoro yang dibangun tahun 1846 ini tak beda jauh rumah peninggalan Pangeran Mangku Adinegoro.

Namun di beberapa bagian menunjukkan adanya perbedaan. Bentuk rumah Puri Kebbhunan memanjang ke belakang, sedang rumah Pangeran Mangku Adinegoro terlihat memanjang ke samping.

Pilar penyangga di teras depan berbentuk bulat dan kotak. Dari jauh seperti terlihat hanya empat.

Namun sebenarnya ada enam pilar, oleh karena empat pilar bulat disatukan menjadi dua pasang dan posisinya berada di tengah.

Sedang dua pilar kotak berada di kanan dan kiri, menyatu dengan tembok kedua sisi teras.

Pilar-pilar tersebut berfungsi sebagai penyangga balok kayu diatasnya, sekaligus pendukung kekuatan teras.

Untuk masuk ke dalam lebih dulu melewati tiga pintu kembar yang terbuat dari kayu jati. Tinggi tiap pintu sama, sekitar tiga meter.

Bagian Dalam

Sisa Kemegahan dan Keelokan Masih Terlihat di Rumah Pangeran Sastronegoro
Bagian dalam rumah kuno peninggalan Pangeran Sastronegoro (Foto: Agus Hidayat-PortalMadura.Com)

Jumlah kamar awalnya hanya dua, namun kini menjadi empat kamar (dua di sisi barat dan dua di sisi timur).

Dua pintu kembar menjadi … Selengkapnya

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.