Dua pintu kembar menjadi penanda sebelum melangkah ke teras belakang yang merupakan bagian akhir Puri Kebbhunan.
“Saya berkeyakinan pembangunan dua kamar tambahan dilakukan tak lama setelah rumah ini dihuni. Bentuk pintu sama dengan dua kamar awal, juga bahan yang sama-sama dari kayu jati. Demikian juga dengan ventilasi udara yang ada di atas pintu,” tegas RA. Robiatul.
Dilihat dari struktur bangunan serta kondisi hingga saat ini, Puri Kebbhunan terbilang masih kokoh.
Kekuatan rumah kuno ini tidak kalah dengan rumah jaman sekarang. Kesan rumah pangeran yang elok, asri, serta megah akan tergambar di fikiran manakala membayangkannya pada masa itu.
Keasrian rumah ditandai adanya halaman luas yang mengelilingi tiap sisi rumah. Sedang kemegahan bisa dilihat dari gaya bangunan.
Musalla
Di samping rumah kuno yang menghadap ke selatan, tepatnya sisi barat, terdapat musalla berukuran sekitar 4×8 meter yang usianya diperkirakan tak jauh beda.
Bagian luar dan dalam tempat ibadah ini pun masih asli, kokoh berdiri, juga belum pernah mengalami perbaikan sama sekali.
Dikatakan RA. Robiatul, disamping musalla terdapat bangunan terbuka berupa tempat penampungan air yang dulunya digunakan untuk berwudhu.
“Air didapat dari sumur tua yang ada di sebelah selatan. Usia musalla, tempat penampungan air, serta sumur kemungkinan sama. Pembangunan ketiganya bisa jadi satu paket,” tambahnya.
Sedangkan di sisi timur rumah terdapat bangunan memanjang yang dulunya dipakai sebagai kandang kuda.
Namun kini telah beralih fungsi menjadi kamar. Adanya tiga pintu dan tiga jendela menandakan kalau kuda tunggangan Pangeran Sastronegoro berjumlah tiga ekor.
Sejumlah barang peninggalan yang tersisa masih bisa dilihat dan terpakai. Diantara dua set kursi kuno yang tertata di teras depan terdapat meja marmer bundar berukuran besar peninggalan zaman VOC.
Jika disinari meja marmer tersebut akan tembus cahaya. Foto-foto tempo dulu yang terpajang di dinding kian menambah kental nuansa pada zamannya. Ada pula sepasang keramik kuno berbentuk piring yang berasal dari China.
Di bagian dalam rumah nampak tiga lemari kayu dengan bentuk dan ukiran lama yang masih dipakai untuk menyimpan barang pecah belah.
Terlihat tiga buah tombak panjang dengan posisi berdiri pada dinding belakang rumah yang diapit dua pintu kembar. Sedang di salah satu kamar terdapat ranjang kuno yang rangkanya terbuat dari besi.
Menurut RA. Robiatul, di wilayah tersebut dulunya masih terdapat beberapa rumah kuno. Namun kini banyak yang tak berwujud lagi karena tergerus perkembangan zaman.
Download Portal Madura di Google Play Store, KLIK DISINI
(Agus Hidayat/Putri)
**) Ikuti berita terbaru PortalMadura.com di WhatsApp, Telegram Google News klik Link Ini dan jangan lupa Follow