Perlu Gerakan Radikal Agar Madura Jadi Propinsi

Avatar of PortalMadura.com

SUMENEP (PortalMadura) – Keinginan Madura menjadi propinsi dinilai masih wacana dan tidak ada keseriusan dari semua pihak. Padahal, Madura untuk menjadi propinsi bukan sesuatu yang sulit. Bahkan, Madura sudah waktunya menjadi propinsi.

Demikian diungkapkan Syafrudin Budiman, calon legislatif (Caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI daerah pemilihan Jatim I (Surabaya-Sidoarjo). Rudi (biasa disapa) mengatakan, untuk mengantarkan masyarakat Madura lebih baik, makmur dan sejehtera, Madura harus menjadi propinsi.

“Untuk mengantarkan Madura jadi propinsi, hanya satu kata Perlu Gerakan Radikal yang dilakukan oleh semua elemen masyarakat di Madura,” tegasnya, Kamis (23/1/2014).

Gerakan radikal dimaksud, bahwa semua elemen masyarakat perlu melakukan gerakan massa. Bisa dilakukan oleh elemen mahasiswa, masyarakat umum, lembaga legislatif maupun elemen lain.

“Yang sangat mudah, pertama harus dilakukan mahasiswa Madura. Paksa legilatif secara serentak di Madura. Paksa juga pihak eksekutif agar bersuara bersama-sama, bahwa Madura sudah saatnya menjadi propinsi,” ujarnya.

Rudi menilai, selama ini hanya sebagian kecil yang bersuara soal Madura menjadi propinsi. Itu pun tidak maksimal dilakukan. Kenapa?. “Jika Madura menjadi propinsi, maka akan berdampak serius pada roda perpolitikan Nasional dan Internasional,” ungkapnya.

Politik nasional akan terpengaruh, bahkan akan berdampak pada politik internasional. “Disadari atau tidak, kekayaan Madura dikeruk oleh pusat. Kondisi minyak dan gas bumi (migas) di Madura, sekarang dikuasai pengusaha internasional. Jika Madura menjadi propinsi otomatis akan ada komunikasi politik baru yang harus dibangun oleh para pengusaha kelas dunia itu pada pemerintahan baru di propinsi Madura. Disisi lain, sudah pasti akan berdampak pada politik nasional,” tandasnya.

Bila ingat sejerah, kata dia, Madura itu sudah dipersiapkan menjadi negara Madura pada zaman penjajahan dulu. Ini berarti Madura mempunyai kekayaan yang luar biasa, khususnya dari sumber daya alamnya. Namun, masyarakat Madura saat itu tidak mau dan memilih bergabung dengan Indonesia karena akan dibentuk oleh penjajah.

“Jumlah penduduk cukup, luas wilayah Madura cukup, soal kekayaan Madura justru jauh lebih dari cukup,” katanya.

Menurut Rudi asal Sumenep ini, jika ada orang yang menyampaikan soal Madura, bahwa bila menjadi propinsi akan menemukan kesulitan dalam hal sumber daya manusia (SDM), kekayaan Madura terbatas dan lain-lain. Maka, orang tersebut sudah bersifat ‘mengkerdilkan diri’ atau jangan-jangan orang tersebut bagian dari seorang ‘penjajah’.

“Madura itu kaya, SDM orang Madura itu sudah banyak dan berkualitas,” katanya.

Jika masih berkutat pada SDM, Rudi justru balik bertanya, apakah Indonesia mau merdeka menunggu semua rakyat Indonesia pintar? tidak kan?. “Rakyat Madura tersebar dimana-mana. Mereka mempunyai kemampuan yang lebih dan akan lebih paham mengelola potensi Madura,” ujarnya.

Bahkan, dia optimis, jika Madura menjadi propinsi maka akan ada perubahan kesejehteraan masyarakat Madura. “Madura menjadi propinsi, otomatis kekayaan SDA akan berpulang dan akan dirasakan oleh masyarakat Madura. Kekayaan yang ada, akan mampu menggaji semua rakyat Madura, bukan hanya yang mempunyai jabatan, tetapi masyarakat umum bisa menerima gaji,” tandasnya.(htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.