Pesan Rasulullah : Jangan Paksakan Diri Bekerja di Luar Batas Kemampuan

Avatar of PortalMadura.com
Pesan-Rasulullah-Jangan-Paksakan-Diri-Bekerja-di-Luar-Batas-Kemampuan
Ilustrasi (makassar.sindonews.com)

PortalMadura.Com – Cara hidup Rasulullah merupakan pedoman dan tauladan bagi seluruh umat Muslim di manapun berada. Mengikuti dan menghidupkan sunah-sunahnya menjadi amalan ibadah bagi pelakunya. Jadi, jangan sampai mengabaikan atau bahkan menganggap remeh amalan sunah Rasulullah.

Salah satu pedoman yang bisa diikuti dari cara Rasulullah yaitu bekerjalah sesuai kemampuan. Dengan kata lain, memberikan tugas atau pekerjaan sesuai dengan kemampuan karyawan merupakan salah satu bentuk profesionalisme yang dilakukan oleh seorang pemimpin atau pemberi kerja. Bahkan, hal ini sudah ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dilansir Okezone.com, dari buku Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, profesionalisme ini juga berlaku bagi karyawan untuk tidak terlalu memaksakan diri untuk bekerja di luar bidang dan kompetensinya, karena hanya akan merugikan dirinya sendiri.

Rasulullah bersabda, “Apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: bagaimana caranya menyia-nyiakan amanat ya Rasulullah? Berkata Nabi: apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari).

Profesionalisme dan kompetensi terhadap sebuah pekerjaan adalah dua hal yang saling berkaitan, namun kadang ada individu yang memaksakan diri mengerjakan sebuah pekerjaan yang bukan bidangnya sehingga yang terjadi adalah kerugian, baik dari sisi waktu pelaksanaan pekerjaan maupun kerugian materil.

Allah berfirman, “Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS al-Isra : 36).

Profesionalisme bukan berarti memaksakan diri untuk menyelesaikan semua pekerjaan tanpa ada pengetahuan yang mencukupi. Bukan juga bersikap sok tahu atau merasa paling mengerti padahal yang diketahui belum tentu benar. Egoisme yang terlalu tinggi terkadang menutupi pandangan yang objektif dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Menjadi seseorang yang jujur pada kemampuan diri dan tidak memaksakan kehendak menjadikan perusahaan mempunyai orang-orang pilihan yang sesuai dengan kriteria pekerjaan yang dibutuhkan. Selain itu, profesional juga berarti seseorang bisa menerima kritik dan saran yang dilayangkan kepadanya, terutama mengenai kinerjanya ketika bekerja.

Luqman al-Hakim berkata pada anaknya, “Wahai anakku, bermusyawarahlah dengan orang yang berpengalaman karena sesungguhnya ia memberimu dari pendapatnya sesuatu yang mahal sedangkan engkau mengambilnya dengan cara cuma-cuma“.

Ikhlas dalam menerima saran dan masukan haruslah menjadi bagian dari sikap seorang profesional. Sikap inilah yang patut dimiliki ketika menjalankan sebuah bisnis, baik itu bagi pemimpin atau pemilik bisnis maupun karyawan yang dipekerjakan. Wallahu A'lam.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.