PortalMadura.Com, Jakarta – Presiden RI Joko Widodo mengklaim Indonesia seringkali menjadi rujukan negara-negara Islam di dunia.
Ini disampaikan Presiden saat membuka Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Rabu.
Menurut Presiden Joko Widodo yang sering disapa Presiden Jokowi ini, banyak negara-negara Islam yang menghubungi dirinya meminta agar Indonesia menjadi pihak yang mendinginkan suasana saat konflik.
“Masalah Palestina, Presiden Mahmud Abbas langsung telepon Indonesia, Turki juga menyampaikan. Kita juga ditelepon pertama kali untuk mendinginkan konflik Arab Saudi dengan Iran. Artinya sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia (peran) kita mulai dilihat dan diakui negara Islam di dunia,” ujar Joko Widodo. dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (8/8/2018).
Presiden meminta kerukunan di Indonesia harus tetap dijaga . Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak ingin kerukunan tersebut terpecah belah karena perbedaan pandangan politik saat Pemilu.
“Jangan sampai Pilpres, Pilgub, Pilbup, Pilwalikota yang setiap lima tahun ada terus kita menjadi retak, tidak rukun, merasa tidak sebagai saudara. Inilah kekeliruan yang harus kita luruskan. Silakan kalo ada pilihan bupati pilih yang paling baik setelah itu rukun kembali. Pilih yg memiliki prestasi, rekam jejak,” kata dia.
Joko Widodo juga mengaku sedih jika melihat media sosial saat ini. Menurut dia, banyak berita bohong, fitnah serta hoax. Salah satunya mengenai fitnah terhadap dirinya yang dianggap menjadi anggota dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dia pun membantah hal tersebut. Dia juga menegaskan dirinya bukan merupakan orang yang anti dengan Islam.
“Ada lagi, katanya Presiden Jokowi tidak pro Islam, bagaimana mungkin. tiap minggu, tiap bulan, sama pak (Ketua MUI) Maruf Amin ke mana-mana. Sering juga dengan Imam Besar Istiqlal. Hampir tiap minggu saya masuk pesantren untuk melihat kesulitan yang kita hadapi itu apa,” jelas dia.
Isu miring mengenai dirinya sebagai antek asing juga banyak berkeliaran, dia memastikan hal itu merupakan fitnah.
“Bagaimana (bisa menjadi) antek asing? Yang namanya Blok Mahakam sekarang 100 persen kita berikan ke Pertamina. Blok Rokan dikelola oleh Chevron sudah diambil 100 persen Pertamina,” jelas dia. (AA)